CryptoHarian

Kenaikan Bitcoin Diprediksi Bakal Capai US$ 220.000, Berikut Alasannya Menurut Tokoh Kelas Atas

Cryptoharian – Dalam sebuah pernyataan terbaru, Max Keiser yang merupakan Ketua startup penambangan Bitcoin Volcano Energy yang berbasis di El Salvador, kembali mengulas prediksi sebelumnya tentang target harga BTC sebesar US$ 220.000. 

Menurutnya, ada dua alasan yang menyebabkan kenaikan luar biasa ini, yaitu ketidakpastian sosial dan runtuhnya masyarakat. 

“Ingatlah, Bitcoin biasanya mencapai level-level seperti ini setelah ketidakpastian sosial dan keruntuhan masyarakat telah menyebabkan kekacauan,” ungkap Keiser, seperti dilansir dari cryptopotato.com.

Keiser mengatakan, tahun 2023 menjadi tantangan tersendiri bagi ekonomi global yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat pandemi COVID-19. Pasalnya, pemerintah di seluruh dunia menggunakan tindakan stimulus moneter, yang mengakibatkan kekhawatiran akan inflasi yang meningkat. 

“Akibatnya, baik investor maupun pedagang ritel mulai mencari aset yang dapat berfungsi sebagai lindung nilai terhadap inflasi mata uang fiat,” ujarnya. 

Pandemi COVID-19, lanjutnya, memicu penutupan ekonomi secara luas, dan bank sentral meningkatkan pasokan uang melalui kebijakan pelonggaran kuantitatif yang agresif. Hal ini meningkatkan daya tarik Bitcoin, yang sering disebut sebagai “emas digital” dan tempat penyimpan nilai.

Ketika peristiwa black swan ini terjadi, halving Bitcoin pada Mei tahun sebelumnya menarik perhatian para investor. Antisipasi atas kelangkaan, yang dipicu oleh halving memicu spekulasi lebih lanjut mengenai kinerja harga Bitcoin di masa depan. 

Sebagai informasi, Max Keiser adalah seorang pendukung Bitcoin yang terkenal dan pendiri Volcano Energy. Tokoh kelas atas ini telah berada di garis depan dalam mempromosikan adopsi mata uang kripto dalam aktivitas perdagangan. Sedangkan Volcano Energy sendiri merupakan sebuah startup penambangan Bitcoin, yang menjadi pelopor dalam pembangunan taman generasi daya listrik berkapasitas 241 MW di El Salvador.

Pada hari yang sama dengan cuitan prediksi harganya, Keiser menyoroti langkah-langkah regulasi baru terhadap ‘naked short selling’ yang diterapkan oleh otoritas keuangan Amerika Serikat. 

“Perubahan ini akan membatasi kemampuan pemain besar seperti BlackRock untuk memanipulasi harga Bitcoin ke arah bawah,” kata Keiser. 

Naked short selling dalam hal ini melibatkan broker dan penjual, di mana penjual mencoba untuk menjual saham yang tidak mereka miliki karena broker belum menyelesaikan saham-saham tersebut dalam akun investor. Praktik ini memungkinkan para pedagang untuk menjual saham yang tidak ada batasnya, dengan cara memengaruhi harga saham suatu perusahaan.

Di sisi lain, seorang analis bernama CryptoCon mengeluarkan prediksi harga Bitcoin yang akan naik sebesar US$ 138.000, merujuk pada tren sejarah dan pola harga. Selain itu, banyak dari model dan analisis menunjukkan bahwa harga Bitcoin berpotensi mencapai US$ 128.000, US$ 135.000 atau bahkan US$ 140.000 dalam beberapa tahun mendatang.

Patut dicatat bahwa halving Bitcoin berikutnya dijadwalkan pada 24 April 2024. Changpeng Zhao selaku CEO Binance menyarankan investor kripto untuk bersabar, dengan menekankan bahwa harga Bitcoin tidak akan melonjak ke rekor tertinggi dalam semalam. 

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Septiady

Penggemar Cryptocurrency dan Mengembangkan Bisnis di Internet dan Percaya Bahwa Informasi Harus Disebarluaskan Secara Transparan. Tidur, Makan dan Tulis