Dampak ekonomi yang luas, atau makro ekonomi, tampaknya menjadi sebuah dasaran korelasi yang menarik bagi harga crypto utama, Bitcoin, yang coba diluas oleh pengamat untuk melihat prospek apa yang menanti ke depannya.
Dalam kemerosotan harga di akhir pekan lalu, dengan harga Bitcoin yang jatuh di bawah $40.000, kita perlu mengawasi VIX, karena aset berisiko terus dijual serentak selama bulan berikutnya.
Vix adalah Cboe volatilityy Index yang menunjukkan indeks pada saat itu yang mewakili ekspektasi pasar untuk kekuatan relatif dari perubahan harga jangka pendek dari S&P 500.
“Jika keadaan terus memburuk di pasar ekuitas, awasi VIX, yang merupakan indeks volatilitas untuk S&P 500. Jika saham terus turun, kemungkinan akan menyebabkan pelemahan berkelanjutan pada Bitcoin. Pertanyaan sebenarnya adalah berapa ambang batas di mana pasar derivatif Bitcoin menghadapi likuidasi berjenjang, yang memperburuk aksi jual pada bulan Maret 2020.”
Hanya tiga hari kemudian, pasar AS dibuka turun besar dan Bitcoin diperdagangkan mendekati $33.000 saat volatilitas meledak, dengan VIX yang menyentuh setinggi 38 sebelum pembalikan besar terjadi:
Seiring dengan matangnya Bitcoin sebagai aset makroekonomi global, crypto utama ini telah meningkatkan korelasinya dengan ekuitas dan dijual selama pergerakan lebih tinggi di VIX (momen risk off).
Pengamat juga telah memantau ekspektasi pasar untuk Dewan Federal Reserve melalui pasar berjangka Euro-dolar, pasar berjangka pada tingkat dana Fed yang diharapkan. Ekspektasi turun hari ini karena pasar ekuitas merosot, yang merupakan anggukan implisit untuk “Fed put” yang terkenal.
Tentu saja, ini adalah dasaran yang sangat menarik untuk melihat, bagaimana Bitcoin mulai menanggapi sentimen yang lebih luas melalui pergerakan harganya.
Tentu saja, itu karena pasar telah berisikan investor kelas atas yang juga pemain di ranah investasi tradisional dan global, sehingga Bitcoin kini semakin luas dalam hal pengaruh sentimen.
Menurut tim Cryptoharian, korelasi cryptocurrency dan makro ekonomi sangat besar, bahkan, trader di Cryptoharian, bisa mengatakan 70% harga BTC didorong oleh faktor makro ekonomi dan 20% fomo dan 10% teknikal analisis.
Contohnya adalah pada tahun 2020 dimana negara takut akan virus Corona, harga BTC langsung jatuh dan ditahun itu juga harga BTC naik dengan cepat karena adanya berita tentang Microstrategy membeli BTC dan perusahaan besar lainnya (FOMO).
Source: DeepDive
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.