CryptoHarian

Tesla Jual Aset Bitcoin-nya Senilai US$936 Juta Pada Kuartal Kedua, Ini Sebabnya 

Cryptoharian – Pembuat mobil listrik Tesla (TSLA) diketahui telah menjual aset bitcoin senilai US$936 juta selama kuartal kedua. Hal ini, menyusul ketidakpastian terkait dengan karantina COVID-19 di China.

Saat ini, sisa kepemilikan aset digital Tesla berjumlah US$218 juta. Penurunan ini sangat tajam, mengingat simpanan sebelumnya yang mencapai US$1,2 miliar tidak tersentuh selama tiga kuartal.

“Di akhir Kuartal Kedua (Q2), kami telah mengonversi sekitar 75% dari pembelian Bitcoin kami menjadi mata uang fiat. Konversi di Q2 menambahkan US$936 juta uang tunai ke neraca kami,” ungkap perusahaan melalui keterangan yang dirilis, Kamis (21/7/2022).

Sebelum pengambilan langkah ini, perusahaan Tesla belum membeli atau menjual kepemilikan bitcoinnya sejak kuartal pertama tahun 2021, ketika membeli bitcoin senilai US$1,5 miliar. Perusahaan kemudian mencukur 10% dari kepemilikan ini, yang dijual seharga US$272 juta secara tunai.

“Kami menjual banyak simpanan Bitcoin, karena kami tidak yakin kapan penguncian COVID-19 di China bakal berkurang. Jadi penting bagi kami untuk memaksimalkan posisi kas kami, mengingat ketidakpastian penguncian COVID di China,” ungkap CEO Tesla, Elon Musk saat berkonsultasi dengan analis melalui telepon.

“Kami tentu saja terbuka untuk meningkatkan kepemilikan Bitcoin kami di masa depan. Jadi ini tidak boleh dianggap sebagai beberapa putusan tentang Bitcoin. Hanya saja kami khawatir tentang likuiditas perusahaan secara keseluruhan, mengingat penutupan COVID-19 di China. Kami pun belum menjual Dogecoin kami,” tambahnya.

Tesla pada hari Rabu melaporkan hasil kuartal kedua, dengan perkiraan tertinggi laba sementara pendapatan sesuai dengan harapan. Pada kuartal kedua, laba per saham yang disesuaikan berada di US$2.27 terhadap perkiraan untuk US$1.83. Sementara, pendapatan berjumlah US$16.9 miliar terhadap ekspektasi US$16.88 miliar.

Mengutip dari Decrypt.co, meskipun China telah melonggarkan pembatasan COVID di kota-kota besar pada akhir Mei, lonjakan kasus di Beijing dan wilayah utama lainnya mendorong pemerintah untuk memberlakukan kembali aturan tersebut beberapa minggu kemudian. Awal bulan ini, pengujian massal dan penguncian diterapkan di Shanghai.

Akibatnya, kebijakan nol COVID China kembali diuji. Hal ini mendorong peringatan baru akan hambatan ekonomi yang lebih besar. Reuters melaporkan bahwa ekonomi terbesar kedua di dunia itu mengalami kontraksi tajam pada kuartal kedua dari yang pertama dalam produksi industri dan pengeluaran konsumen.

Meski begitu, Elon Musk juga menyatakan kemungkinan untuk Tesla membeli lagi Bitcoin untuk meningkatkan kepemilikian aset. Dalam sesi tanya jawab lanjutan, Musk mengatakan bahwa mata uang kripto bukanlah sesuatu fokus perusahaan.

Kripto baginya merupakan sideshow to sideshow dan renungan bagi perusahaan. Musk mengklarifikasi bahwa tujuan utama Tesla adalah untuk mempercepat munculnya energi berkelanjutan.

“Kami hadir untuk energi, bukan cryptocurrency,” pungkas Musk. (St)

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Muhammad Syofri

Trader Forex dan Bitcoin yang sudah bergelut di bidang trading dari tahun 2013. Sering menulis artikel tentang blockchain, forex dan cryptocurrency.