Iqbal MaulanaCryptoharian – Dengan banyaknya kegembiraan oleh para investor Bitcoin (BTC), harga pun sempat menyentuh US$ 31.000 lebih. Namun, kini kegembiraan tersebut tampaknya bakal terganti dengan perasaan penuh perhatian, lantaran harga BTC menghadapi tantangan.
Melansir dari cointelegraph.com, tantangan ini muncul karena faktor peraturan dan ekonomi makro, yang diprediksi melahirkan potensi penurunan di bawah US$ 29.000 dalam waktu dekat. Tidak hanya perkiraan, namun sejumlah bukti dimana target harga tersebut dapat tercapai.
Pada 13 Juli, Bitcoin berjuang untuk melampaui angka US$ 31.800, yang mengarah ke koreksi 6,3 persen menjadi US$ 29.700 pada 17 Juli. Ini dapat dikaitkan dengan kekhawatiran investor tentang perkembangan peraturan dan hambatan ekonomi makro, yang mungkin mendorong Bitcoin di bawah level US$ 29.000 yang terakhir terlihat pada 21 Juni.
Berikut ini akan kami jabarkan apa saja faktor penyebab potensi penurunan harga tersebut:
1. Permasalahan Regulasi
Hal ini tentunya masih menjadi faktor signifikan bagi pasar kripto. Keputusan baru-baru ini bahwa XRP tidak melanggar peraturan sekuritas memberikan beberapa bantuan, tetapi kurangnya kejelasan mengenai klasifikasi penawaran koin awal XRP telah membuat investor gelisah.
Baca Juga: Analis Target Bitcoin Akan ke US$50.000, Kapan?
2. PHK Binance
Berdasarkan informasi yang dihimpun, salah satu bursa kripto raksasa yakni Binance, telah melakukan pemberhentian terhadap 1.000 karyawan. Selain itu, tindakan hukum yang sedang berlangsung telah menimbulkan kekhawatiran tentang masa depan bursa. Karena tindakan hukum inilah, tidak sedikit investor yang menarik diri lantaran kekhawatiran terbesar, yakni Binance akan berakhir seperti FTX.
3. Sisi Derivatif
Bila melihat dari derivative, terdapat peningkatan permintaan untuk Bitcoin berjangka. Akan tetapi, permintaan untuk pasar Asia sedang melambat. Biasanya, perdagangan berjangka triwulanan Bitcoin sedikit lebih mahal dibandingkan dengan pasar spot, yang dikenal sebagai contango.
Antara 14 Juli dan 17 Juli, futures BTC berada pada premi netral-ke-bullish 7 persen yang menunjukkan keyakinan bullish moderat setelah upaya gagal untuk menembus di atas US$ 31.800.
4. Faktor Lingkungan Ekonomi Macro
Lingkungan ekonomi makro terpantau tidak mendukung Bitcoin dan aset berisiko, dengan pertumbuhan PDB China melambat menjadi 6,3 persen pada kuartal kedua. Melambatnya PDB China ini dikarenakan faktor-faktor seperti perang dagang dengan AS dan upaya pengelolaan utang.
Meskipun tidak ada katalis khusus yang membatasi potensi kenaikan Bitcoin, memburuknya kondisi ekonomi makro dan indikasi potensi kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve pada tahun 2023 dapat memengaruhi harganya.
Berita Bitcoin: Bitcoin Bertahan Kuat Konsolidasi, Bagaimana Pergerakan Pekan Ini?
5. Pergerakan Kebawah Semakin Mendominasi
Disamping keempat bukti tersebut, seorang analis papan atas kripto bernama Michael van de Poppe menyatakan bahwasanya pergerakan harga BTC kearah bawah kian tinggi kemungkinannya. Dalam grafik yang ia bagikan, terlihat bahwa ia menandai pergerakan atas dan bawah pada level harga tertinggi dan terendah.
Namun karena Bitcoin menunjukkan penurunan, ia memprediksi bahwa harga akan bergerak ke US$ 29.500 dan turun ke level terendah US$ 29.000. Namun, menurutnya setelah itu harga akan kembali naik ke kisaran US$ 32.500, berlanjut ke US $34.000 dan US$ 38.000.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.
Muhammad Syofri
Septiady
