CryptoHarian

Analis Senior Bloomberg Klaim Bitcoin Bakal Alami Kejatuhan Hingga 60 Persen

Cryptoharian – Ahli strategis makro dan analis senior Bloomberg Intelligence, Mike McGlone telah membagikan kabar yang kekhawatiran bagi komunitas mata uang kripto. Pasalnya, dia menyatakan bahwa Bitcoin (BTC) mungkin berada di ambang penurunan harga yang signifikan sebesar 60 persen. Hal ini dilaporkan oleh akun X milik WhaleWire pada hari Minggu (8/10/2023).

Pandangan pesimis ini muncul di tengah kekhawatiran tentang likuiditas dan kenaikan suku bunga global, meskipun sinyal resesi semakin kuat. Analis McGlone ini berkaitan dengan beberapa faktor kunci yang memberikan gambaran mengkhawatirkan bagi kripto unggulan ini. 

Pertama-tama, dia menunjuk pada kondisi likuiditas yang terus-menerus negatif di pasar. Selain itu, strategis ini menyoroti kenaikan suku bunga global yang berlanjut, bahkan di tengah indikator resesi yang mengintai.

Dilansir dari Platform X, salah satu level penting yang diidentifikasi oleh McGlone untuk Bitcoin adalah level psikologis yang signifikan, yaitu US$ 30.000. 

“Titik harga ini berfungsi sebagai level krusial bagi BTC. Menurut saya, risiko-risiko untuk Bitcoin tampak cenderung menuju penurunan dramatis hingga sekitar US$ 10.000,” ungkap McGlone.

Baca Juga: Altcoin Sherpa ‘Buka-Bukaan’ Terkait Prediksi Bitcoin, Berikut Target Harga Analis Tersebut

Selain itu, McGlone juga mengungkapkan kekhawatiran terhadap sektor kripto secara keseluruhan. Dalam penjelasannya, risiko terbesar bagi kripto secara keseluruhan bisa berasal dari tekanan yang muncul akibat penurunan pasar saham yang terkait dengan resesi yang akan datang. Sentimen ini didasarkan pada keyakinan bahwa resesi di Amerika Serikat tidak dapat dihindari hingga akhir tahun 2023.

Analisis McGlone ini bergantung pada pengamatan bahwa kelemahan kripto yang terlihat pada kuartal ketiga tahun ini bisa menjadi indikator awal dari resesi yang lebih luas. Dia menunjukkan bahwa banyak aset berisiko tampil baik sepanjang tahun 2023 namun mulai goyah pada kuartal ketiga. 

Namun, meski terdapat tanda-tanda kontraksi ekonomi di AS dan Eropa, serta krisis properti yang berkepanjangan di China dengan implikasi deflasi, sebagian besar bank sentral terus memperketat kebijakan moneter.

Salah satu indikator yang diacu oleh McGlone adalah kinerja Bloomberg Galaxy Crypto Index (BGCI). Dia mengusulkan bahwa underperforming relatifnya dapat mencerminkan perubahan dalam lanskap untuk kelas aset yang telah berkembang di lingkungan suku bunga rendah. 

Jika mengurutkan pasar secara historis, McGlone mengklaim lonjakan tingkat imbal hasil Surat Utang AS pada tahun 1987 tepat sebelum terjadinya krisis pasar saham dan puncak harga minyak mentah pada Juli 2008, sebelum krisis keuangan.

Sebagai penutup, McGlone menyiratkan bahwa pergerakan harga Bitcoin sering kali mendahului perubahan dalam kebijakan moneter Federal Reserve.

“Ini menegaskan potensi Bitcoin sebagai indikator utama kondisi ekonomi yang lebih luas, dan menimbulkan pertanyaan tentang apa yang mungkin diperlukan untuk mengembalikan likuiditas pasar,” pungkas McGlone.

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Muhammad Syofri

Trader Forex dan Bitcoin yang sudah bergelut di bidang trading dari tahun 2013. Sering menulis artikel tentang blockchain, forex dan cryptocurrency.