CryptoHarian

Bagaimana Pergerakan Bitcoin Setelah Rejeksi Dari US$31.000?

Cryptoharian – Pemindahan aset Bitcoin (BTC) hasil sitaan Pemerintah Amerika dari Silkroad telah memicu reaksi dari berbagai kalangan, salah satunya adalah kalangan analis. Seperti yang disampaikan oleh seorang analis aset kripto terkemuka, Michael van de Poppe yang menyoroti transfer 9.000 BTC dari dompet Silkroad melalui akun Twitter-nya. 

Sebagai infromasi, Silkroad merupakan pasar gelap yang sudah tidak beroperasi lagi karena terbukti memfasilitasi transaksi ilegal. Dari informasi yang terhimpun, pasar ini memegang jumlah Bitcoin yang signifikan sebelum ditutup oleh otoritas pada tahun 2013. 

Transfer baru-baru ini dengan jumlah yang signifikan telah menimbulkan pertanyaan mengenai motif di baliknya dan dampak potensialnya terhadap pasar.

Bitcoin mengalami koreksi saat 9000 BTC bergerak dari dompet Silkroad,” ungkap Poppe.

Poppe menyatakan, di pasar keuangan tradisional, indeks dan harga emas menunjukkan kenaikan yang mencolok. Indeks saham global mengalami lonjakan baru, didorong oleh indikator ekonomi positif dan peningkatan laba perusahaan. Sementara emas juga mengalami peningkatan saat, investor mencari stabilitas di tengah ketidakpastian pasar.

Menurutnya, dalam perkembangan yang kompleks ini, Indeks Dolar AS (DXY) mencapai level terendah tahunan baru. Selain itu, yield obligasi pemerintah tampak berada di ambang penurunan yang signifikan.

Ketika yield obligasi turun, hal tersebut menunjukkan peningkatan permintaan terhadap obligasi, sering kali dipicu oleh sikap penghindaran risiko atau kebijakan moneter yang lebih akomodatif. Poppe juga menegaskan bahwa pasar bull juga akan berlangsung dalam waktu dekat.

Baca Juga: Ikutan Tren, Robert Kiyosaki Klaim Bitcoin Bakal Capai US$ 120.000

Bitcoin sekali lagi mengalami kesulitan untuk menembus level resisten kunci menghadapi data indeks harga konsumen (Consumer Price Index/CPI) yang baru, kembali ke titik awal setelah hampir mencapai level US$ 31.000.

Seperti yang dijelaskan oleh salah satu pendiri Glassnode Negentropic, lonjakan kilat dan penurunan selanjutnya dari mata uang kripto ini dipicu oleh pembentukan tembok beli dan jual yang ditempatkan dengan hati-hati untuk membatasi volatilitas. 

Dalam hal ini, Negentropic menggunakan indikator Bollinger Bands untuk mengidentifikasi periode volatilitas pasar tinggi dan rendah. Dari analisanya, volatilitas tampak menyempit ke level terendahnya sejak Januari tepat sebelum data CPI dirilis. 

Pengecilan ini memicu kenaikan harga Bitcoin yang tiba-tiba. Namun, kenaikan ini hanya berlangsung singkat karena tembok beli dan jual yang telah dipersiapkan untuk mengantisipasi volatilitas berhasil meredam fluktuasi harga yang diharapkan.

Baca Juga: Dua Level Yang Harus Diperhatikan Dalam Bitcoin Untuk Jangka Pendek

Negentropic mencatat bahwa meskipun ada perubahan ini, minat terbuka Bitcoin tetap rendah dengan sedikit tanda-tanda penempatan posisi sebelum rilis data CPI. 

Kendati demikian, lingkup makroekonomi tidak berpihak pada Bitcoin. Dengan inflasi CPI tahunan untuk bulan Juni mencapai 3 persen, sedikit di bawah prediksi pasar sebesar 3,1 persen, dan inflasi CPI inti sebesar 4,8 persen, The Fed kemungkinan akan menaikan suku bunga lagi karena CPI inti tidak turun.

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Muhammad Syofri

Trader Forex dan Bitcoin yang sudah bergelut di bidang trading dari tahun 2013. Sering menulis artikel tentang blockchain, forex dan cryptocurrency.