Muhammad SyofriCryptoharian – Mantan wakil ketua The Fed, Roger Ferguson membeberkan analisisnya terkait kenaikan suku bunga terbaru bank sentral, pada konferensi pers yang hari Rabu lalu. Dalam hal ini, Ferguson percaya bahwa The Fed dan pasar sebenarnya tidak setuju dengan apa yang akan dilakukan bank sentral selanjutnya.
Dalam wawancaranya dengan CNBC pada hari Kamis, mantan wakil ketua ini setuju, bahwa ketua The Fed saat ini, Jerome Powell melewatkan banyak kesempatan untuk menjadi lebih hawkish, saat wawancara setelah FOMC.
“The Fed sangat jelas tentang adanya satu atau dua kali kenaikan suku bunga lagi dalam beberapa waktu kedepan, karena mereka melihat proses inflasi melambat,” ungkap Ferguson.
Ferguson menjelaskan, pasar yakin akan terjadi resesi dalam tahun ini sehingga The Fed terpaksa menurunkan suku bunga lebih cepat dari yang diperkirakan. Pengamat luar lainnya, termasuk PBB dan JP Morgan telah memberikan prediksi serupa dalam beberapa bulan terakhir.
Untuk Bitcoin sendiri, yang awalnya stagnan setelah kenaikan 25 basis poin Fed pada hari Rabu, terpantau menguat bersama saham pasca komentar Powell tentang kenaikan tersebut. Seperti diberitakan, Powell mengatakan bahwa The Fed terus mengawasi data pengangguran (unemployment rate), untuk menentukan kebijakan moneter masa depan.
Sementara itu, Profesor ekonomi Wharton Jeremy Siegel juga mengatakan, The Fed akhirnya menganalisis pasar dengan cara yang cenderung dua sisi.
“Mereka (The Fed) mengakui, sektor perumahan benar-benar merupakan indikator yang salah. Inflasi telah turun secara dramatis,” kata Siegel, merujuk pada respons perumahan yang penurunannya yang lambat karena kenaikan suku bunga.
Siegel dengan ragu memprediksi, apakah The Fed akan memutuskan satu atau dua kali kenaikan suku bunga lagi. Meskipun demikian, jika data pasar tenaga kerja menunjukkan hasil yang jelek, dia tidak yakin akan ada kenaikan suku bunga lagi.
Pada bulan Maret 2022 lalu, Siegel mendesak The Fed untuk mulai menaikkan suku bunga secara agresif untuk menekan inflasi. Hal ini, lantaran dirinya khawatir Bitcoin, yang mempunyai pasokan tetap, akan naik drastis.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.
Iqbal Maulana
Septiady
