Cryptoharian – Harga Bitcoin terpantau mengalami kenaikan sejak Kamis (12/1/2023), membuat seluruh aset di pasar kripto juga ikut mengalami lonjakan. Hal ini membuat beberapa investor berharap, harga US$ 15.600 adalah bottom BTC. Pasca rally yang berlangsung minggu lalu di pasar ekuitas, indeks dolar AS (DXY) mendingin dan data inflasi yang positif dalam laporan CPI menjaga BTC di ujung yang lebih tinggi dari kisaran US$ 18.000.
Data CPI, adalah kunci utama katalis dalam rally Bitcoin, yang tampaknya awal tahun ini menuju pada angka yang positif, dengan inflasi keseluruhan untuk semua konsumen perkotaan menurun sebesar 0,1%. Angka menurunnya infasi ini merupakan yang terbesar sejak April 2020.
Pasar saham dibuka lebih tinggi pada 12 Januari, dengan Dow Jones, S&P 500 dan Nasdaq semuanya membukukan angka positif. Dilansir dari Cointelegraph, aksi harga Bitcoin tetap berkorelasi erat dengan ekuitas AS dan reli hari ini tidak terkecuali tren.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa harga Bitcoin naik hari ini.
Minat Terbuka Bitcoin yang Condong Pada Sebelumnya Pasca Terjadinya Likuidasi Singkat
Sejak harga Bitcoin naik ke level tertinggi tahunan US$ 18.898 pada 12 Januari, sejumlah analis yakin bahwa US$ 15.600 merupakan bottom BTC yang baru. Meski harga masih belum pulih sepenuhnya pasca diterjang FTX, nilai perdagangan Bitcoin sebesar US$ 41,9 miliar pada tanggal tersebut juga menetapkan level tertinggi tahunan baru.
Laporan CPI menunjukkan pelonggaran inflasi selama enam bulan berturut-turut. Salah satu penurunan terbesar dalam laporan tersebut adalah penurunan tajam harga bahan bakar., disusul oleh harga mobil bekas.
Banyak dari trader yang mengamini, bahwasanya The Fed berporos pada kebijakan pengetatan kuantitatif dan kenaikan suku bunga saat ini. Hal ini, tentunya bakal melonjakkan harga BTC.
Berita Bitcoin: CPI Tunjukkan Inflasi yang Melunak, Capo Crypto Peringatkan Terkait Bull Trap BTC
Analis Pasar Sebut Data Jangka Panjang Menguntungkan Bitcoin
Bermodalkan keyakinan akan tanda-tanda keberhasilan strategi The Fed dalam memerangi inflasi mengalami kesuksesan, melahirkan sentiment positif di kalangan investor kripto. Hal ini terbukti dengan hasil CPI yang keluar pada 12 Januari dengan angka inflasi yang lebih rendah dari sebelumnya.
Dalam pernyataannya, The Fed mengantisipasi bahwa peningkatan berkelanjutan dalam kisaran target akan sesuai untuk mencapai sikap kebijakan moneter yang cukup ketat. Hal ini dilakukan, untuk mengembalikan inflasi menjadi 2 persen dari waktu ke waktu.
Dalam menentukan laju kenaikan di masa mendatang dalam kisaran target, The Fed juga akan mempertimbangkan pengetatan kumulatif kebijakan moneter, kelambanan yang mempengaruhi kebijakan moneter terhadap aktivitas ekonomi dan inflasi, serta perkembangan ekonomi dan keuangan.
DXY yang Sedang Menurun Sangat Bagus untuk BTC
Tanda positif lain untuk harga Bitcoin adalah indeks dolar AS (DXY) yang mendingin. Secara historis ketika DXY ditarik, sentimen untuk aset berisiko seperti Bitcoin meningkat. Begitupun dengan S&P 500, Dow dan Nasdaq memberikan gambaran umum untuk perekonomian. Saat ini, Bitcoin dan indeks saham utama memiliki koefisien korelasi yang tinggi.
Sementara, untuk harga Bitcoin sendiri menunjukkan beberapa momentum bullish dalam jangka pendek setelah data CPI positif.
Baca Juga: Pakar Kripto Belanda Sebutkan Katalis yang Bakalan Jadi Bensin untuk Rally Bitcoin
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.