CryptoHarian

Bitcoin Melompat ke US$ 23.300 Saat Ketua The Fed Klaim Disinflasi Telah Dimulai

Cryptoharian – Pidato dari Ketua The Fed, Jerome Powell membawakan angin segar tersendiri bagi sejumlah aset, terutama mata uang kripto.

Pasalnya, meski kenaikan suku bunga masih berlanjut, lembaga tersebut menegaskan bahwa saat ini proses disinflasi telah dimulai. Pernyataan Powel ini, lantas mengangkat harga Bitcoin (BTC) menuju harga US$ 23.300 pada Rabu (8/2/2023) pagi.

Saat berbicara tentang keadaan ekonomi di Amerika, Powell menyatakan bahwa ekonomi negara tersebut jelas melambat dari tingkat pertumbuhan yang tinggi secara historis pada tahun 2021, yang mencerminkan pembukaan kembali ekonomi setelah pandemi.

Sementara, menilik dari beragam data ekonomi terbaru yang mayoritas menunjukkan perkembangan positif, Powell menganggap ekonomi menunjukkan momentum dasar yang kuat. Menurut Ketua Fed tersebut, pasar tenaga kerja sangat kuat, dengan 517.000 pekerjaan baru yang dibuka pada bulan Januari lalu.

“Ini menunjukkan kepada anda, alasan kenapa disinflasi ini bakal menjadi proses yang membutuhkan waktu yang signifikan,” ungkap Powell.

Ia juga kembali menegaskan, target penurunan inflasi The Fed masih tetap pada angka 2 persen. Powell juga menyatakan bahwa pihaknya tidak akan berkompromi untuk jumlah yang lebih tinggi. Namun, dia yakin tujuan itu baru akan tercapai, setidaknya tahun 2024.

Seperti diketahui, pada tahun lalu The Fed telah melonjakkan suku bunga utamanya, dari angka yang hampir nol ke kisaran target antara 4,5% dan 4,75%. Minggu lalu, bank sentral AS memperlambat laju kenaikan suku bunga menjadi 25 basis poin (bps) dari 50 bps pada akhir tahun lalu.

Sementara itu, trader papan atas sekelas Michael van de Poppe dan Kaleo menyatakan juga bahwasanya bull market telah meraih kembali posisinya. Hal ini disampaikan lewat Twitternya, yang mengatakan bahwasanya para investor dapat mulai menikmati aset Bitcoin.

Dari analisa, ada indikasi akan terjadinya retes di level US$ 24.900, dengan kemungkinan apabila berhasil breakout, maka level US$ 25.000 dapat diraih. Dengan kabar disinflasi dari Powell, maka prediksi ini setidaknya mendapatkan satu dukungan untuk kinerja BTC di pasar.

Namun, hal yang perlu diperhatikan adalah menurut Benjamin Cowen, yang merupakan pemilik cryptoverse.com dan juga Youtuber dengan 780.000 subscribers, bahwasanya di timeframe weekly akan ada death cross yg terbentuk. Hal yang lebih penting, menurutnya adalah fakta bahwa kerangka waktu mingguan BTC/USD tidak pernah mengalami death cross, menjadikannya anomali dalam hal riwayat harga dan apa yang diharapkan.

Terakhir kali BTC/USDT hampir mati melintas pada satu minggu adalah pada akhir 2015. Pada saat itu Bitcoin berhasil golden cross setiap hari dan mencegah death cross mingguan. Sayangnya, golden cross tersebut tidak bertahan, dan kripto direject ke titik terendah.

Dari sana, death cross terjadi dan kemudian kembali disusul oleh golden cross sebelum lepas landas dari sekitar US$ 200 menjadi US$ 20.000.

Berita Bitcoin: Analis Terkenal Berikan Harga Terbaik Untuk Beli BTC

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Iqbal Maulana

Penulis yang senang mengamati pergerakan dan pertumbuhan cryptocurrency. Memiliki pengalaman dalam beberapa kategori penulisan termasuk sosial, teknologi, dan finansial. Senang mempelajari hal baru dan bertemu dengan orang baru.