CryptoHarian

Bitcoin Turun ke US$23.100, Apa Sebabnya?

Cryptoharian – Kembali menurun, kini harga Bitcoin (BTC) telah berada pada level US$ 23.100 atau turun sekitar 3,76 persen dalam 24 jam. Lesunya harga BTC ini disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti turunnya saham hingga kenaikan DXY.

Selain itu, mengingat harga BTC yang terus menerus mengalami rejection, para investor harus mencari entry point dengan lebih jeli untuk beberapa waktu kedepan.

Harga Bitcoin sempat ke US$22.873 menurut Tradingview. Namun, pada saat pers, harga BTC kembali naik ke US$23.100.

1.Saham Amerika

Penyebab pertama, saham di Amerika Serikat turun tajam pada hari Jumat, mengakhiri minggu terburuk mereka di tahun 2023, setelah pengukur inflasi pilihan The Fed menunjukkan kenaikan harga yang lebih kuat dari perkiraan bulan lalu.

Dalam hal ini, rata-rata Industri Dow Jones turun 336,99 poin, atau 1,0 persen, menjadi 32.816,92. S&P 500 turun 1 persen, ditutup pada 3.970,04. Komposit Nasdaq turun 1,7 persen, berakhir di 11.394,94. Selain itu, Dow turun sebanyak 510 poin, atau 1,54 persen, di awal sesi perdagangan.

2.DXY

Faktor kedua, adalah naiknya DXY yang mengindikasikan dollar AS mendapatkan momentumnya kali ini, yang membuat harga BTC kembali keok. Hal ini dijelaskan oleh seorang mentor perdagangan kripto Justin Bennet, yang mengklaim bahwa DXY mengalami testing.

“Masih banyak keraguan, namun DXY baru saja menguji resistensi 105. Itu pivot mingguan yang saya sebutkan kemarin, dan ada pivot harian di 105.60,” ungkap Bennet.

3.Suku Bunga

Ketiga, yakni potensi kenaikan suku bunga yang bakal dilakukan The Fed dalam dalih memerangi inflasi. Pasalnya, basis poin yang akan dinaikan saat FOMC terakhir mungkin sebesar 25 basis poin pada meeting berikutnya.

Dalam hal ini, Jake Boyle yang merupakan Chief Commercial Officer dari broker kripto Caleb and Brown mengatakan, sebenarnya diperlukan kenaikan 50 basis poin untuk menyebabkan perubahan signifikan. 

“Ini karena 25 basis poin kurang berdampak dari 50. Tapi saya yakin suku bunga masih menunjukkan kenaikan. Selaras dengan ketidakpastian regulasi yang tampaknya melanda kripto akhir-akhir ini, akan adil bagi kami untuk membuat asumsi bahwa akan ada volatilitas lebih lanjut dan pengumuman tak terduga selama tahun ini,” ujarnya.

4.PCE

Sementara itu, faktor keempat adalah naiknya PCE yang menyebabkan kemerosotan saham dan BTC. Hal ini terjadi, setelah Biro Analisis Ekonomi (BEA) merilis laporan Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) pada 24 Februari yang menunjukkan inflasi naik 5,4% pada Januari dibandingkan tahun sebelumnya. 

Miles Deutshcer, yang merupakan analis aset kripto pun menyatakan bahwa data PCE lebih panas dari yang dia perkirakan, degan menunjukkan reaksesi untuk MoM dan YoY. Ia menambahkan, meski PCE lebih kecil dari CPI, namun hal tersebut masih menambah tekanan pada harga BTC. 

“Pasar sekarang menetapkan harga dalam probabilitas 27% dari kenaikan 50 bps. Pertemuan FOMC berikutnya tidak untuk 25 hari lagi,” paparnya.

Berita Bitcoin: McGlone: Emas Akan Menari Jika Resesi, Lalu Bagaimana Nasib Bitcoin? 

5. Rejeksi US$ 25.000

Terakhir, rejection yang terjadi pada level US$ 25.000 tidak hanya sekali, namun telah terulang selama beberapa kali bahkan pada awal bulan Februari ini. Dalam hal ini, Justin Bennet menyatakan bahwa jika BTC akan memantul kembali, maka hal tersebut harus terjadi sekarang.

“US$ 23.000 adalah level kunci yang harus dipertahankan untuk bulls. Jika tertembus ke bawah, maka kita akan menyapa US$ 21.483 sebagai support baru,” kata Bennet.

Di sisi lain, analis dengan nama Twitter MMCrypto menunjukkan bahwasanya kini harga BTC telah meneumbus support yang ia tandai di harga US$ 23.400. Dengan chart yang ia tunjukkan, maka tersirat bahwasanya ini adalah momentum koreksi yang telah sering dibicarakan.

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Muhammad Syofri

Trader Forex dan Bitcoin yang sudah bergelut di bidang trading dari tahun 2013. Sering menulis artikel tentang blockchain, forex dan cryptocurrency.