CryptoHarian

Crypto Twitter: Persentase Kenaikan Harga Bitcoin Setelah Halving Tidak Akan Setinggi Tahun Lalu

Cryptoharian – Salah satu perbincangan yang sering terdengar dalam dunia mata uang kripto, yakni konsep hasil yang semakin berkurang dari halving dan proyeksi harga di masa depan.

Dalam sebuah postingan Twitter baru-baru ini oleh seorang analis kripto dengan sebutan Zero Ika, dijelaskan tentang kompleksitas pertumbuhan Bitcoin dan faktor-faktor yang mempengaruhi lintasan potensialnya.

Dalam pernyataannya, perjalanan Bitcoin sejak awalnya diklaim melampaui ekspektasi dan berkinerja luar biasa, dimana aset ini secara konsisten melampaui aset tradisional. 

“Sejak kelahirannya, Bitcoin telah menjadi aset berkinerja terbaik dan melampaui semua aset tradisional. Karakteristik intrinsik dan ketahanannya dikombinasikan dengan dosis spekulasi yang agresif, telah menghasilkan keuntungan besar selama siklus,” ungkap Zero Ika.

Zero Ika membeberkan pula hasil analisanya akan kinerja dari setiap halving hingga puncak siklus, dengan data yang muncul adalah:

1. Halving Pertama pada 2012: Kenaikan sekitar 9.400 persen

2. Halving Kedua pada 2016: Kenaikan sekitar 2.750 persen

3. Halving Ketiga pada 2020: Sekitar kenaikan 680 persen

Meskipun kenaikannya sangat mengesankan, terdapat tren penurunan yang terlihat dalam hasil tersebut. Penurunan ini juga berlaku saat pasar mengalami koreksi:

1. Pasar Bear 2013/14: Kerugian sekitar 85 persen

2. Pasar Bear 2017/18: Kerugian sekitar 83 persen

3. Pasar Bear 2021/22: Kerugian sekitar 76 persen

Baca Juga: Analis Papan Atas Ini Prediksikan Area Krusial Untuk Bitcoin Pasca Penundaan ETF BTC Spot

Zero Ika lantas mempertanyakan satu hal penting, yakni faktor apa yang menyebabkan hasil menurun ini. 

“Ketika uang baru mengalir masuk dan kesadaran global Bitcoin terus tumbuh, pasar perlahan-lahan matang. Proses pematangan juga mencakup apa yang dikatakan regulasi, yang saya percaya adalah bagian penting dari adopsi global untuk Bitcoin dan altcoin, dengan mengorbankan desentralisasi,” ujarnya.

Menjawab pertanyaan kritis tentang puncak potensial Bitcoin dalam siklus bullish berikutnya, Zero Ika memberikan pandangan yang seimbang. Faktor-faktor yang tidak pasti, termasuk koreksi alami, pertimbangan geopolitik, dan utilitas nyata yang mendorong permintaan menjadi bahan pertimbangan.

Meskipun proyeksi titik harga yang tepat masih sulit, dirinya juga berspekulasi bahwa pengujian ulang di level US$ 20.000 bisa mengarah pada target yang wajar, yaitu US$ 100.000 sejalan dengan model hasil yang semakin berkurang. Namun, ia juga memperingatkan untuk berhati-hati lantaran level US$ 100.000 bisa berperan sebagai hambatan psikologis yang memicu penjualan yang signifikan.

“Meskipun kekhawatiran tentang titik harga US$ 100.000 mungkin muncul, tidak ada sektor lain yang menawarkan hasil yang begitu mengesankan. Selain itu potensi keuntungan “XS” pada altcoin selama siklus bullish berikutnya juga diangkat sebagai peluang untuk diversifikasi,” pungkas Zero Ika.

Baca Juga: ETF Bitcoin BlackRock Ditunda Lagi Oleh SEC, Sinyal Bear Jangka Pendek Menghantui Investor

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Iqbal Maulana

Penulis yang senang mengamati pergerakan dan pertumbuhan cryptocurrency. Memiliki pengalaman dalam beberapa kategori penulisan termasuk sosial, teknologi, dan finansial. Senang mempelajari hal baru dan bertemu dengan orang baru.