CryptoHarian

Jika AS Galbay, Bitcoin Diindikasikan Jadi 3 Top Aset Paling Dicari

Cryptoharian – Bloomberg News telah merilis hasil survei terbaru pada aset yang paling banyak dicari jika Amerika Serikat galbay (gagal bayar) utang negara.

Menurut survei, salah satu aset yang masuk adalah Bitcoin (BTC), dimana kripto utama ini menjadi aset yang paling dicari ketiga di dunia. 

Survei tersebut menunjukkan bahwa banyak investor sekarang menganggap Bitcoin sebagai “emas digital” dan lebih populer daripada mata uang fiat seperti dolar Amerika, yen Jepang dan franc Swiss. Survei ini sendiri dilakukan dengan melibatkan 637 investor profesional dan ritel dan dilakukan pada tanggal 8 hingga 12 Mei.

Dalam hal melindungi diri dari skenario gagal bayar utang, survei ini menunjukkan bahwa investor profesional dan ritel menempatkan emas, Surat Utang Amerika Serikat (U.S. Treasuries) dan Bitcoin sebagai tiga aset teratas yang akan mereka beli. 

Bitcoin menduduki posisi ketiga, dengan sekitar 8 persen investor profesional dan 11 persen investor ritel berencana untuk memperolehnya sebagai lindung nilai utama mereka.

Secara historis, emas telah menjadi lindung nilai paling populer di kalangan investor selama periode ketidakstabilan pasar keuangan dan tetap menjadi pilihan utama bagi lebih dari 50 persen responden.

Namun, mengingat harga emas yang tinggi saat ini, hal ini dapat menjadi opsi yang mahal.

Menariknya, Surat Utang Amerika Serikat (U.S. Treasuries) menduduki posisi kedua oleh investor profesional dan ritel, meskipun adanya risiko potensial sebagai pemicu gagal bayar.

Sentimen pasar menunjukkan bahwa Surat Utang Amerika Serikat masih dapat menguntungkan dalam jangka panjang meskipun terjadi gagal bayar, seperti yang terjadi sebelumnya.

Berita Bitcoin: Bitcoin Kalah! Emas Masih Menjadi Aset Terbaik di Tahun 2023 Menurut Pakar Bloomberg

Survei ini menyoroti meningkatnya risiko gagal bayar utang Amerika Serikat. Pasalnya, negara ini mendekati batas plafon utangnya dan kemungkinan kehabisan uang untuk membayar utangnya.

Menteri Keuangan Amerika Serikat, Janet Yellen, telah memperingatkan bahwa hal ini bisa terjadi secepatnya pada tanggal 1 Juni jika batas plafon tidak dinaikkan, yang menimbulkan kekhawatiran di pasar. 

Terakhir kali Amerika Serikat menghadapi tingkat plafon utang yang kritis seperti ini adalah pada tahun 2011, ketika mereka memutuskan untuk menaikkan plafon dan mencetak lebih banyak uang untuk menghindari gagal bayar total.

Pada tanggal 16 Mei, pemerintahan Biden dijadwalkan untuk membahas masalah ini dengan Kongres, dan pemerintah Amerika Serikat mungkin akan mempertimbangkan untuk menangguhkan batas utang sekali lagi.

Baca Juga: Banyak Analis Setuju Level Ini Jadi Penentu Naik Atau Tidaknya Harga Bitcoin

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Iqbal Maulana

Penulis yang senang mengamati pergerakan dan pertumbuhan cryptocurrency. Memiliki pengalaman dalam beberapa kategori penulisan termasuk sosial, teknologi, dan finansial. Senang mempelajari hal baru dan bertemu dengan orang baru.