CryptoHarian

Kenapa Pemeritah AS Tidak Menyukai Uang Cash, Bitcoin dan Kripto?

Cryptoharian – Apakah anda pernah mendengar tentang sistem bernama social credit? Sederhananya, ini merupakan salah satu sistem yang diterapkan di suatu negara, dimana warga negara yang berkelakuan baik atau buruk akan mendapatkan imbalan/hukuman dari pemerintah, berdasarkan semacam hitungan poin. 

Seperti salah satunya yang berada di negara China, dimana pemerintah telah menetapkan sistem ini. Tujuan daripada dibuatnya sistem ini, adalah untuk mengklasifikasikan takaran kelayakan warganya. Jadi setiap warga akan diberikan penilaian sesuai dengan perilaku mereka masing-masing.

Dalam hal ini, bila individu yang melakukan suatu tindakan yang tidak bertentangan dengan hukum atau norma, maka nilai atau kredit mereka akan bertambah. Sebaliknya, jika perilaku mereka bertentangan maka nilai atau kredit mereka akan berkurang. 

Tidak hanya itu, baik dan buruknya nilai kredit seseorang akan mempengaruhi kehidupannya, seperti pemerintah akan memberikan bantuan dan mempermudah hidup bagi mereka yang memiliki angka kredit yang baik. Sedangkan mereka yang memiliki angka rendah akan dipersulit dalam segala urusan, bahkan pemerintah tak segan untuk meniadakan bantuan.

Kini, ada beberapa isu yang menyebutkan bahwa sistem ini akan merambah dalam urusan finansial, yang mana berpotensi bakal menggeser peran uang dan bahkan kripto sebagai alat dagang. Hal ini disampaikan oleh seorang influencer kripto bernama CryptoTea di Twitter, dimana ia menuliskan pendapatnya dalam thread. 

Bank Tidak Dapat Berbuat Banyak

CryptoTea dalam threadnya tidak membahas tentang bagaimana nantinya social credit ini bakal merambah ke finansial. Ia memfokuskan diri pada pihak bank yang diduga akan diam saja, bahkan ambil andil dalam penerapan sistem ini. 

Menurutnya secara subyektif, pihak bank selama ini cenderung mengambil keuntungan dari biaya transaksi setiap kali nasabah menggunakan kartu debit atau kredit, biasanya sebesar 3 persen. Namun, ketika pembayaran dilakukan dengan uang tunai atau kripto, institusi keuangan ini tidak mendapatkan biaya transaksi apapun. 

Baca Juga: Bitcoin Bertahan Kuat Konsolidasi, Bagaimana Pergerakan Pekan Ini? 

“Jika kau membayar dengan uang tunai atau kripto, maka mereka tidak bisa menghasilkan keuntungan apapun,” ungkap Crypto Tea. 

Dirinya menambahkan, jika hal tersebut terjadi, maka bakal tercipta fenomena baru bernama ‘cashless society’ atau masyarakat tanpa tunai. 

“Ini lucu karena begitu perantara ini berhasil menciptakan fenomena tersebut maka, mata uang digital bank sentral (CBDC) akan dirilis dan membuat bursa atau bank lainnya gulung tikar, “ ujarnya. 

Sebagai informasi, CBDC adalah mata uang digital yang dikeluarkan oleh pemerintah, yang pada akhirnya dapat membuat bank tradisional menjadi usang. Daripada mengandalkan bank atau kartu kredit, individu hanya memerlukan aplikasi yang disediakan oleh pemerintah di ponsel mereka untuk mengelola keuangan.

Baca Juga: Pentoshi: Bitcoin Bisa Saja Meroket Jika Koreksi Sudah Terjadi

Namun, kemajuan ini datang dengan resiko yang signifikan. Para kritikus berpendapat bahwa cashless society yang difasilitasi oleh CBDC mengorbankan privasi seseorang, dan memberikan pemerintah kendali yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap transaksi keuangan. 

Meskipun kenyamanan dan efisiensi mata uang digital tampak jelas, kekhawatiran tentang keamanan data dan penyalahgunaan kekuasaan telah memicu debat seputar adopsi mata uang digital ini.

Kekhawatiran bakal semakin memuncak, saat social credit ini bakal diaplikasikan menggunakan CBDC. Dimana aktivitas masyarakat, termasuk finansial mereka akan dipantau 24 jam tanpa ada sedikit pun privasi. 

Pilihan Antara Bitcoin App Atau CBDC

Kendati demikian, CryptoTea juga menyajikan pertanyaan hipotetis kepada pembaca,yakni jika diberikan pilihan antara aplikasi CBDC atau aplikasi Bitcoin, maka mana yang akan dipilih oleh masyarakat? 

Dirinya menuturkan, Bitcoin yang merupakan kripto paling populer di dunia, menawarkan beberapa keuntungan. Dia mengklaim, keuntungan yang ditawarkan termasuk perlindungan dari inflasi, dan pembayaran instan dengan biaya yang sangat rendah melalui dompet kilat.

“Dompet kilat Bitcoin dapat mengirim pembayaran instan secara anonim, dengan biaya sepersekian sen. Tidak seperti kartu kredit yang akan memotong biaya transaksi sebesar 3 persen,” pungkas CryptoTea. 

Baca Juga: Opini Tidak Populer, Dua Analis Prediksikan Koreksi Pada Aset Bitcoin 

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Iqbal Maulana

Penulis yang senang mengamati pergerakan dan pertumbuhan cryptocurrency. Memiliki pengalaman dalam beberapa kategori penulisan termasuk sosial, teknologi, dan finansial. Senang mempelajari hal baru dan bertemu dengan orang baru.