CryptoHarian

Lima Altcoin Dibawah US$ 1 yang Bisa Dilirik 2023, Tidak Ada Shiba Inu!

Cryptoharian – Selama perjalanan aset kripto sepanjang tahun 2022, kekecewaan investor pada Bitcoin (BTC) tidak bisa terbendung. Hal ini terbukti dengan banyaknya kejadian pailit sejumlah perusahaan besar, hingga baru-baru ini akan diterapkan regulasi pada aset desentralisasi.

Namun, sejauh ini BTC masih mencoba untuk bangkit kembali, dengan menggendong seluruh altcoin untuk kembali dari keterpurukan. 

Salah satu Channel Youtube kripto terkenal, Altcoin Daily pada hari Minggu (26/2/2023) membagikan sebanyak enam rekomendasi altcoin yang bisa dipertimbangkan saat pasar bearish, sembari menunggu pemulihan dari raja kripto.

Keenam aset itu, beberapa diantaranya adalah:

6. Biconomy (BICO)

Aset ini merupakan solusi dari plug and play, yang menawarkan Aplikasi Pemrograman Antarmuka (API) dan Software Development Kit (SDK) dengan sedikitnya gesekan. Hal ini, artinya sistem dari Biconomy ini untuk menjawab permasalahan UI dan UX yang sering dijumpai pada laju keuangan desentralisasi. 

Bico menyediakan infrastruktur relayer non-custodial dan hemat energi, di mana pengguna dapat menikmati kesederhanaan aplikasi Web3 dengan vibe dari proses transaksi yang sederhana. Artinya, pengguna biasa dapat dengan mudah untuk beradaptasi dengan Dapps. 

Selain itu, proyek kripto satu ini ditujukan untuk membuat produk web3 intuitif dan mudah digunakan seperti produk web2. Biconomy didirikan oleh tim pengusaha blockchain dari berbagai penjuru dunia, salah satunya adalah Ahmed Al-Balaghi, yang merupakan alumnus Queen Mary University, dengan sepak terjang lebih dari tiga tahun di industri blockchain di Cina, Inggris, dan Uni Emirat Arab.

5. Moonbeam (GLMR)

Seperti diketahui, Blockchain Layer-1 merupakan bentuk blockchain paling dasar dan fondasi untuk semua lapisan blockchain lainnya. Sering disebut sebagai ‘inti’, lantara Layer 1 Blockchain menyediakan infrastruktur untuk semua aplikasi dan protocol yang dibangun di atas jaringan.

Namun dalam hal ini, Altcoin Daily memberikan highlight pada dua proyek kripto yang merupakan ‘sister chain’, yakni Moonbeam dan Moonriver. 

Moonbeam (GLMR), yakni parachain smart contract yang kompatibel dengan Ethereum di Polkadot. Moonbeam memudahkan penggunaan alat pengembang Ethereum populer, untuk membangun atau menyebarkan ulang proyek Solidity di lingkungan berbasis Substrat.

Jaringan Moonbeam didirikan oleh Derek Yoo, CEO PureStake, dengan kompabilitas andal, seperti perubahan minim, penggunaan developer’s tool, akun, alamat, dan tanda tangan terpadu hingga pemanfaatan Integrasi terbanyak di Polkadot.

Baca Juga: Analis: Meski Alami Koreksi, Bitcoin Siap Terbang ke Bulan

4. Moonriver (MOVR) 

Altcoin ini adalah proyek pendamping Moonbeam, di mana ia akan menyediakan jaringan kenari yang diberi insentif permanen.

Kode baru akan dikirim ke Moonriver terlebih dahulu, di mana kode tersebut dapat diuji dan diverifikasi dalam kondisi ekonomi nyata. Setelah terbukti, kode yang sama akan dikirimkan ke Moonbeam di Polkadot.

Sebagai platform smart contract terdesentralisasi, Moonriver membutuhkan token utilitas untuk berfungsi. MOVR adalah pusat dari desain Moonriver, dan tidak dapat dihapus tanpa mengorbankan fungsionalitas penting. Penggunaan token Moonriver meliputi:

– Dukungan dari pengukuran energi smart contract

– Memberi insentif pada kolator dan daya pada mekanika di sekitar pembuatan infrastruktur node terdesentralisasi tempat platform berjalan

– Memfasilitasi mekanisme tata kelola on-chain

– Membayar biaya transaksi jaringan

3. XDefi Wallet (XDEFI)

Altcoin satu ini merupakan dompet yang mirip dengan MetaMask, namun memiliki kelebihan yakni dukungannya untuk BTC dan smart contract layer 1 lainnya.

Seperti yang digadang-gadang, XDefi ini diisukan bakal menjadi pesaing MetaMask, dengan layanan dompet non-kustodian yang memungkinkan pernggunanya aman menukar, menyimpan, dan mengirim NFT dan kripto di 14 blockchain dengan aman.

Tidak seperti MetaMask yang mendukung hanya beberapa koin kripto, dompet digital ini telah memiliki lebih dari 170 ribu pengguna, serta bintang 5 dari 232 review. 

Fear adalah proyek yang didirikan oleh saudara kembar, dengan pengalaman di perusahaan industri game selama 20 tahun sebagai penerbit, pengiklan, dan pengembang game. Jonathan dan Patrick Carey, Co Founder Fear, berhasil mengembangkan game kasual yang sukses selama 7 tahun terakhir, yang telah menarik lebih dari 300 juta penonton di Youtube dan 350 juta permainan game.

Baca Juga: Halving Bitcoin Pada Tahun 2024 Bakal Lebih Gila Dari Tahun 2020

2. Fear (FEAR)

Netcreeper Media Limited, yang merupakan pemilik proyek Fear secara konsisten mendanai pertumbuhan dan perkembangan aset ini. FEAR sedang dikembangkan untuk menjadi satu-satunya platform hiburan dan distribusi yang berfokus pada game dan bentuk media horor lainnya.

Altcoin ini memiliki gamenya sendiri bernama Fear NFT, yakni game horror berbasis blockchain yang ditempa oleh pengembang game series terkenal, Whack it. Game ini telah memiliki 1 juta pemain dan 270 juta penonton Youtube.

Salah satu contoh gamenya adalah Araya, yakni dimana pemain harus bertahan hidup demi mendapatkan token FEAR, yang nantinya bisa dikonversikan ke dompet digital. Jadi dalam game ini pun pemain tidak hanya play to earn, melainkan survive to earn.

1. Big Data Protocol (BDP)

Protokol ini memiliki ekosistem penyedia data profesional yang luas dengan memanfaatkan Amass Insights, yakni pasar data alternatif terbesar di industri, yang didirikan pada tahun 2015 oleh Jordan Hauer. Amass Insights menghubungkan 14.141 penyedia data profesional dengan lebih dari 10.000 konsumen data, yang sebagian besar adalah manajer aset.

Data yang ditokenisasi oleh Protokol Big Data bernilai komersial karena merupakan data yang sama yang dibayarkan oleh hedge fund, kantor keluarga, dan investor institusional lainnya untuk mendapatkan wawasan pasar dan memandu keputusan investasi mereka.

Cara Kerja Protokol

Protokol Big Data mencetak token data yang memberikan akses ke himpunan data yang dikurasi. Menggunakan mekanisme DeFi sederhana dari penambangan likuiditas / yield farming, Protokol membuat token data likuid di Uniswap.

1. Sumber data dari penyedia data profesional

Protokol ini menikmati akses ke 14.141 penyedia data profesional, termasuk 295 penyedia data kripto, menyediakan kumpulan data yang diatur berdasarkan kategori, kelas aset, industri, dan lokasi geografis. Himpunan data dikuratori oleh kurator data.

2. Memberikan nilai token pada data

Protokol mencetak token data yang disebut bALPHA untuk pengumpulan pertama himpunan data yang dikuratori. Setiap token bALPHA dapat dianggap sebagai kunci yang membuka akses ke himpunan data. Hanya ada 18000 token bALPHA.

Token data berikutnya, bernama bBETA dan bGAMMA, akan diluncurkan setelah bALPHA.

3. Pengguna melakukan farming token data di Data Vaults

Dalam hal ini, pengguna mendapatkan token data dengan menyediakan likuiditas di Uniswap ke token data (bALPHA) dan ke BDP, token akses untuk Protokol Big Data.

4. Pengguna menukarkan token data untuk pengumpulan di Ruang Data

Setelah pengguna mengumpulkan satu token data bALPHA, pengguna dapat pergi ke Ruang Data dan membakar token data. Hal ini dilakukan untuk bisa mendapatkan akses ke keranjang data yang berisi himpunan data dasar.

Note: Bukan Nasihat Finansial

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Iqbal Maulana

Penulis yang senang mengamati pergerakan dan pertumbuhan cryptocurrency. Memiliki pengalaman dalam beberapa kategori penulisan termasuk sosial, teknologi, dan finansial. Senang mempelajari hal baru dan bertemu dengan orang baru.