CryptoHarian

Mark Cuban Prediksi 99 Persen Token Kripto Akan Ambruk

Cryptoharian – Di sebuah obrolan Twitter baru-baru ini dengan mantan pejabat Securities and Exchange Commission (SEC) John Reed Stark, seorang milyuner Amerika, Mark Cuban memprediksi bahwa 90 persen perusahaan blockchain akan bangkrut.

Dalam pandangan yang sama, ia juga memprediksi bahwa 99 persen token akan mengalami nasib serupa. 

“Bagi siapapun yang bertahan akan menjadi pengaruh besar di dunia teknologi,” ungkap Cuban

Dalam hal ini, Cuban membandingkan prediksinya dengan kejatuhan perusahaan-perusahaan internet awal. Percakapan antara Mark dan John Reed Stark berawal dari permasalahan blockchain dan litigasi regulasi, setelah mantan pejabat SEC tersebut membagikan sebuah postingan mengenai sidang pengadilan antara Binance dan SEC.

Seperti diketahui, beberpa waktu lalu Hakim Distrik Amerika Serikat Amy Berman Jackson, menginstruksikan kepada Binance dan regulator untuk mencoba menyelesaikan permasalahan diantara mereka berdaua terlebih dulu. 

Ia tidak ingin secara langsung memutuskan permohonan SEC untuk perintah penahanan sementara yang mungkin mengakibatkan pembekuan aset Binance di Amerika Serikat.

Menanggapi cuitan Stark, seorang penggemar kripto dengan akun @_someone_els mengungkapkan bahwa Hakim Jackson mungkin tidak memahami dengan jelas definisi aset kripto yang memenuhi syarat sebagai sekuritas.

Baca Juga: Apa Yang Menyebabkan Harga Bitcoin Turun ke US$ 24.800?

Namun, Stark dengan cepat mengoreksi pandangan tersebut dan mengarahkan individu tersebut pada cuitan sebelumnya yang ia posting.

Namun, Cuban menganggap bahwa Stark-lah yang salah memahami dampak dari apa yang Hakim Jackson katakan. Ia menegaskan, tidak semua bisnis kripto yang memiliki token atau sedang mempertimbangkan penggunaannya adalah perusahaan besar. 

Ia menyoroti suatu waktu ketika seseorang dari perusahaan kecil mendekati SEC untuk klarifikasi dan bimbingan dalam proses pendaftaran. Begitu mereka mengirimkan pertanyaan, respon yang diterima dari SEC adalah “Berikut beberapa kasus yang perlu anda tinjau, dapatkan bantuan seorang pengacara.”

Percakapan mereka berlanjut hingga titik di mana Stark menyatakan bahwa blockchain tidak akan pernah berhasil melampaui basis data tradisional.

Namun, Cuban tidak setuju, ia menekankan bahwa tidak peduli siapa yang tereliminasi dalam jangka panjang, teknologi selalu memiliki cara untuk memberikan perubahan yang besar. 

“Meski memang beberapa kritik anda pada kripto memang valid, tapi itu tidak akan mengaburkan dampak industri kripto pada ekonomi,” ungkap Cuban. 

Pengalaman Crash Historikal Bitcoin

Sementara itu, seorang influencer kripto dengan nama Twitter legen_eth atau Legen membagikan pengalamannya saat crash pasar, dimana industri kripto mengalami kejatuhan hebat pada tauhun 2017.

Baca Juga: Analisis: Potensi Level Dibawah US$ 20.000 di Tahun 2023 Masih Membayangi

Pada tahun 2017, Bitcoin mencapai harga tertinggi sepanjang masa sebesar US$ 19.000, yang kemudian disusul oleh kejatuhan. Tidak terpengaruh oleh volatilitas tersebut, Legen memutuskan untuk membeli di saat harga turun, dengan keyakinan bahwa keuntungan 3 kali lipat akan segera datang. 

“Saya terus optimis dan ingin untuk memanfaatkan peluang ini, dan memutuskan untuk terus membeli Bitcoin hingga mencapai US$ 7.000,” ujarnya.

Namun, dengan kekecewaan yang mendalam, nilainya Bitcoin pada kala itu tetap jauh di bawah rata-rata harga pembelian selama beberapa bulan, sampai ia pun meragukan investasinya.

Kemudian pada pertengahan tahun 2019, ketika Bitcoin sesaat naik ke US$ 8.000, Legen mengambil keputusan sulit. Ia menjual seluruh Bitcoin yang dimilikinya, dengan kerugian sekitar 50 persen. Meskipun pahit rasanya, keputusan tersebut memberikan pelajaran berharga kepada Legen tentang sifat volatil pasar. 

Dari pengalaman pahit ini, Legen kembali dengan tekad baru dalam berjuang di investasi kripto. Dirinya menyadari bahwa pasar akan selalu naik dan turun, serta bertekad untuk menghindari ketakutan, ketidakpastian, dan keraguan (FUD), serta godaan untuk terjebak dalam gejolak pasar. 

Saat ini, Legen mengadopsi pendekatan strategis yang melibatkan penggunaan persentase kecil dari pendapatan bulanan mereka untuk mengumpulkan Bitcoin secara mingguan.

Dengan mengambil perspektif jangka panjang dan melakukan investasi secara konsisten, ia bertujuan untuk memanfaatkan prinsip terbukti secara historis bahwa membeli saat harga rendah adalah strategi yang efektif.

“Kali ini saya akan mempertahankan alur investasi. Saya yakin dalam potensi jangka panjang dari kripto, dan tidak akan menjual apa pun atau keluar dari pasar,” pungkas Legen. 

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Iqbal Maulana

Penulis yang senang mengamati pergerakan dan pertumbuhan cryptocurrency. Memiliki pengalaman dalam beberapa kategori penulisan termasuk sosial, teknologi, dan finansial. Senang mempelajari hal baru dan bertemu dengan orang baru.