CryptoHarian

Mengenal Indikator Stochastic Oscillator dan Perbedaannya dengan Indikator RSI di Tradingview

Dalam dunia trading terdapat banyak indikator yang bisa digunakan untuk meneliti bagaimana pergerakan suatu aset saat ini dan memprediksi bagaimana aset tersebut akan bergerak ke depan.

Terdapat dua jenis indikator, yaitu yang memberi informasi berdasarkan kondisi harga untuk melihat pergerakan harga, dan memberi informasi berdasarkan harga dan volume transaksi untuk memberi kondisi sentimen dari trader atau investor yang bertransaksi. 

Salah satu indikator yang masuk ke dalam kategori kedua adalah Stochastic Oscillator yang merupakan indikator untuk melihat kondisi trader dan investor sekaligus memprediksi potensi pergerakan suatu aset. 

Apa Itu Stochastic Oscillator

Stochastic Oscillator adalah sebuah indikator yang digunakan untuk melihat pergerakan suatu aset apakah volume transaksinya sudah mulai jenuh atau belum. 

Umumnya indikator ini digunakan untuk melihat potensi perubahan arah terutama dalam jangka waktu yang pendek. 

Indikator ini bergerak seperti indikator volume transaksi yang berada di bawah grafik harga sehingga digunakan untuk melihat apakah saat ini volume transaksi beli atau jual sudah jenuh atau belum untuk melihat potensi perubahan arah. 

Terdapat dua nilai maksimal dari indikator ini yaitu 0 dan 100 dimana 0 menandakan volume jual sudah terlalu jenuh dan 100 menandakan volume beli sudah terlalu jenuh. 

Namun, sebelum batas jenuh tersebut dicapai, terdapat dua batas utama lagi yaitu angka 80 dan 20 dimana batas atas pada angka 80 atau garis atau indikator, menandakan kondisi positif, sedangkan batas bawah 20 menandakan kondisi negatif. 

Artinya selama indikator belum melewati batas atas pada 80 dan masih bergerak naik, maka kondisi harga masih positif, sedangkan saat 80 sudah dilewati dan mendekati 100, maka harga kemungkinan akan mulai putar arah untuk bergerak turun. 

Sebaliknya saat indikator masih berada di atas 20 dan bergerak turun, maka harga masih bergerak negatif atau turun, namun saat batas 20 sudah dilewati dan mendekati 0, maka ada kemungkinan harga akan mulai bergerak naik. 

Indikator ini dibentuk berdasarkan dua garis, dimana garis pertama dihitung dari rata-rata harga penutupan dan garis kedua dihitung dari hasil rata-rata perhitungan garis pertama. Hasilnya adalah indikator yang membentuk dua garis dimana pergerakannya akan selalu berdekatan. 

Cara menggunakan indikator ini adalah dengan melihat kondisi nilainya apakah sudah melewati 80 atau 20 karena indikator ini lebih cocok untuk melihat perputaran arah dan jarang digunakan untuk hal lainnya. 

Perbedaan dengan RSI

Dalam dunia trading, terdapat indikator yang serupa yaitu Relative Strength Index atau RSI yang merupakan indikator untuk melihat hal yang sama yaitu apakah volume beli atau jual sudah jenuh atau belum dan apakah akan terjadi perputaran arah harga. 

Namun, terdapat perbedaan antara kedua indikator ini yang bisa digunakan dalam kondisi pasar yang berbeda. 

Perbedaan pertama adalah perhitungan statistika dan matematika. RSI dihitung berdasarkan harga secara menyeluruh sedangkan Stochastic Oscillator dihitung berdasarakan harga penutupan saja.

Kedua, RSI lebih sering digunakan dalam kondisi harga dengan arah yang lebih jelas apaah sedang naik atau sedang turun, sedangkan Stochastic Oscillator lebih sering digunakan dalam kondisi pergerakan menyamping, konsolidasi, atau sideways.

Hal ini disebabkan Stochastic Oscillator memiliki perhitungan yang lebih ketat dimana nilainya hanya dibatas pada 0 hingga 100 dengan batas antara 80 dan 20 tanpa adanya titik tengah, sehingga lebih umum digunakan untuk melihat perputaran arah atau reversal. 

Sedangkan RSI memiliki nilai yang tidak terhingga ditambah dengan batas atas dan bawah pada 70 dan 30 dan batas tengah pada 50 namun bisa bergerak naik dan turun hingga nilai lebih tinggi dari 100 dan lebih rendah dari 0, sehingga lebih bisa digunakan untuk melihat arah yang jelas dalam waktu yang lebih panjang. 

Perbedaan ketiga adalah RSI bisa digunakan dalam jangka waktu yang lebih panjang contohnya dalam kurun waktu grafik mingguan atau bulanan, sedangkan Stochastic Oscillator lebih cocok untuk grafik jam hingga menit. 

Informasi ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan trading apakah melakukan swing trading atau scalping karena kedua alat ini bisa digunakan untuk kebutuhan masing-masing. 

Terakhir, RSI lebih sering digunakan untuk aset dengan volatilitas rendah sedangkan Stochastic Oscillator lebih sering untuk aset dengan volatilitas yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan perbedaan perhitungan kedua indikator dimana perhitungan Stochastic Oscillator lebih ketat. 

Mengetahui informasi ini, trader dan investor bisa memanfaatkannya untuk memenuhi keputusan saat melakukan transaksi. Tapi perlu diingat bahwa seperti semua indikator, indikator ini juga tidak akan 100% benar, sehingga manajemen risiko tetap harus dijaga. 

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Muhammad Syofri

Trader Forex dan Bitcoin yang sudah bergelut di bidang trading dari tahun 2013. Sering menulis artikel tentang blockchain, forex dan cryptocurrency.