CryptoHarian

Teruntuk Investor, Hati-hati dengan Dua Koin Ini

Cryptoharian – Altcoin yang digadang-gadang bakal naik kini ibarat tengah mengalami keredupan sinar, lantaran BTC ternyata dapat kembali pulih ke kisaran angka US$ 70.000. Selain itu, setelah beberapa minggu berlalu dengan naik turunnya pasar, sekarang ada beberapa aset kripto yang menunjukkan tanda-tanda overbought. 

Melansir dari Finbold.com, riset yang dilakukan telah menemukan dua mata uang kripto yang mungkin memberikan sinyal jual untuk bulan April mendatang.

Tim analisa dari Finbold melakukan analisa menggunakan Indeks Kekuatan Relatif (RSI) sebagai petunjuk utama. Sebagai informasi, RSI adalah alat yang berguna untuk mengukur momentum harga suatu aset. Ketika nilainya tinggi, bisa jadi itu adalah pertanda baik bahwa aset tersebut sedang dalam tren naik. Namun, jika nilainya terlalu tinggi, itu bisa menjadi tanda bahwa harga akan turun.

Kedua koin yang akan kita bahas kali ini adalah:

Reserve Rights (RSR) Bersiap untuk Koreksi

Satu aset yang harus kita perhatikan adalah Reserve Rights (RSR), sebuah token kripto terkait dengan Protokol Reserve yang saat ini nilainya sudah mencapai lebih dari US$ 500 juta. Meskipun nilainya naik 12.88 persen dalam 24 jam terakhir, RSR tergolong overbought dalam kerangka waktu harian dan mingguan, dengan nilai RSI masing-masing 73.48 dan 88.78. Ini menunjukkan kemungkinan koreksi besar bagi RSR, mengingat nilai RSI mingguannya yang sangat tinggi.

Sinyal Jual untuk Dusk (DUSK)

Koin selanjutnya adalah Dusk (DUSK), yang juga menunjukkan tanda-tanda overbought. Dengan nilai RSI sebesar 76.35 pada grafik mingguan dan 88.16 pada grafik harian, para trader sebaiknya memperhatikan sinyal jual. Meskipun nilainya naik 9.82 persen dalam 24 jam terakhir, kemungkinan ada retracement dalam waktu dekat untuk DUSK, terutama mengingat adanya perkembangan positif baru-baru ini dalam kegiatan institusional.

Berbicara soal token yang overboght, sebelumnya para analis JPMorgan mengingatkan investor Bitcoin bahwa harga mata uang kripto terbesar di dunia ini kemungkinan akan terus turun. Mereka mengatakan bahwa Bitcoin telah masuk ke wilayah “overbought,” yang berarti harga sudah terlalu tinggi dibandingkan dengan nilai sebenarnya.

Pada bulan Februari, para analis JPMorgan memperkirakan bahwa harga Bitcoin bisa turun menjadi US$ 42.000 setelah terjadi “bitcoin halving” bulan April. Hal ini terjadi karena biaya untuk menambang Bitcoin akan lebih mahal dan pasokan Bitcoin akan berkurang. Ini akan menjadi tantangan bagi perusahaan-perusahaan penambang Bitcoin.

Melansir dari thestreet.com, belakangan ini Bitcoin mengalami kenaikan harga yang dramatis karena popularitas dana pertukaran Bitcoin (ETF) baru. Meskipun banyak analis pasar yang optimis bahwa harga Bitcoin bisa mencapai US$ 150.000 tahun ini, aliran masuk ke dana ETF Bitcoin ini sudah mulai menurun.

Para analis JPMorgan menyarankan agar investor berhati-hati, terutama menjelang bitcoin halving. Mereka mengatakan bahwa kondisi “overbought” yang masih terlihat bisa menyebabkan harga Bitcoin terus turun.

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Iqbal Maulana

Penulis yang senang mengamati pergerakan dan pertumbuhan cryptocurrency. Memiliki pengalaman dalam beberapa kategori penulisan termasuk sosial, teknologi, dan finansial. Senang mempelajari hal baru dan bertemu dengan orang baru.