CryptoHarian

Berita Bitcoin: Investor Senior Ini Sebut Harga BTC Akan Anjlok 40% Tahun 2023, Prediksinya Jarang Meleset

Bitcoin berpotensi anjlok ke US$10.000, yang berarti kehilangan nilainya lebih dari 40% dibandingkan harga saat ini.

Pendiri Mobius Capital Partners sekaligus investor seinor, Mark Mobius pada Kamis (22/12/2022) kemarin secara berani menyebut sulit untuk mencapai level US$20.000 tahun ini. Selabiknya, Bitcoin masih sangat berpeluang anjlok ke US$10.000 meski menembus level dukungan teknis $18.000 dan $17.000.

Ia sendiri berharap, Bitcoin mampu stabil di level US$17.000 atau sedikit lebih tinggi. Meski hal itu ia sampaikan dengan perasaan ragu seiring tekanan yang mengancam pada 2023.

Dalam wawancara bersama CNBC, ia mengatakan, kenaikan suku bunga dan kebijakan moneter yang lebih ketat dari Federal Reserve AS  jadi fakto kunci dari bearish Bitcoin.

“Dengan suku bunga yang lebih tinggi, daya tarik untuk hold atau membeli Bitcoin atau mata uang kripto lainnya menjadi kurang menarik karena hanya memegang koin tidak membayar bunga,” kata .

“Tentu saja ada sejumlah penawaran suku bunga 5% atau lebih tinggi untuk simpanan kripto, tetapi banyak dari perusahaan yang menawarkan suku bunga sebagian ‘ambruk’ akibat kebangkrutan FTX. Jadi, saat kerugian itu meningkat, orang-orang akan semakin takut menyimpan aset kripto,” sambung dia.

Ia mengakui, saat ini, ada banyak perusahaan yang menawarkan suku bunga setinggi langit kepada investor agar para investor mau merogoh kocek lebih dalam demi investasi aset kripto. Bahkan, seringkali, perusahaan-perusahaan ini mengandalkan pinjaman kripto pengguna ke pihak lain dengan bunga tinggi.

Berita Kripto: SBF Tidak Masuk Bui Karena US$ 250 Juta, Ini Funder-nya

Sayangnya, strategi keuangan yang hingga kini masih digunakan banyak penawar pinjaman ini kini tak lagi bisa dilakukan secara maksimal gara-gara FTX.

Mereka harus belajar dari Celsius yang resmi mengajukan kebangkrutan pada bulan Juli lalu karena tidak mengantisipasi kejatuhan pasar kripto dan terlalu percaya diri dengan keuangan internal mereka.

Mobius meyakini, ledakan harga kripto yang sebelumnya pernah terjadi banyak dipengaruhi aksi The Fed yang terus ‘mencetak uang’ yang berdampak pada jumlah uang beredar dalam US$ meningkat hingga 40% dalam beberapa tahun belakangan.

“Hal ini membuat lebih ada banyak uang untuk digunakan membeli koin crypto,” tambah Mobius.

The Fed memutuskan untuk menurunkan suku bunga yang lebih rendah dan melonggarkan kebijakan kuantitatif usai memperketat ekonomi mereka pada awal tahun ini. Aksi ini menuai pujian karena turut menjadi faktor kunci penguatan saham teknologi dan kripto.

“Sekarang karena Fed menarik kembali uang itu, kemampuan orang untuk bermain di pasar menjadi jauh lebih sulit,” kata Mobius.

Pada Mei lalu, saat harga bitcoin berada di atas US$28.000, Mobius mengatakan kepada Financial News bahwa bitcoin kemungkinan akan turun menjadi US$20.000, sebelum akhirnya ia berani memprediksi Bitcoin berakhir di harga US$10.000.

Meski prediksi terbarunya itu tidak terbukti benar, Bitcoin telah jatuh serendah $15.480 tahun ini.

Jika prediksi hanrga Bitcoin US$10.000 yang disampaikan Mobius terbukti di masa depan. Hal ini akan jadi kabar buruk terbesar bagi investor Bitcoin yang sudah kehilangan aset lebih dari US$1,3 triliun (sekitar Rp sepanjang tahun ini).

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Iqbal Maulana

Penulis yang senang mengamati pergerakan dan pertumbuhan cryptocurrency. Memiliki pengalaman dalam beberapa kategori penulisan termasuk sosial, teknologi, dan finansial. Senang mempelajari hal baru dan bertemu dengan orang baru.