CryptoHarian

Harga Bitcoin Goyah Karena Amerika, Apa Lagi?

Cryptoharian – Setelah rilisnya data ekonomi terkini dari Amerika Serikat, pasar kripto khususnya untuk aset Bitcoin (BTC), mengalami pergeseran trend yang mulai dipenuhi dengan kecemasan. Hal ini dilaporkan oleh akun X media cointelegraph, Sabtu (17/2/2024). Pergeseran ini pun diprediksi dapat menggoyahkan pasar kripto, dengan sentimen yang terbentuk berdasarkan data ekonomi AS terbaru ini.

Dalam pemaparan, tampak bahwa Indeks Harga Produsen (PPI) untuk bulan Januari mencatat kenaikan besar sebesar 0,9 persen. Angka ini merupakan peningkatan kekhawatiran tentang inflasi, bersamaan dengan data Consumer Price Index (CPI) terbaru. 

“Angka-angka ini telah memunculkan kekhawatiran tentang kemungkinan perubahan kebijakan dari The Fed, lantaran peluang pemangkasan suku bunga turun menjadi hanya 8,5 persen,” ungkap cointelegraph.

Meskipun sempat mencapai US$ 52.884, Bitcoin menghadapi tekanan penjualan yang cukup besar di sekitar level US$ 52.000. Para analis juga menekankan pentingnya 21-period Exponential Moving Average (EMA) di $51.000, dan memperkirakan akan ada pergerakan harga yang bergerombol dalam waktu dekat.

Selain itu, memang pengenalan Exchange-Traded Funds (ETF) Bitcoin spot AS telah membawa semangat baru ke reli Bitcoin, terbukti dari arus masuk yang signifikan. 

“Namun, ada kekhawatiran atas perlambatan minat terhadap ETF. Perlambatan ini berpotensi memicu koreksi besar berkisar antara 20 persen hingga 30 persen,” ujarnya.

Selain itu, seorang expert keuangan bernama Justin Bennet memberikan peringatan penting kepada investor sehubungan dengan rilis data Indeks Harga Produsen (PPI) AS. Dalam sebuah postingan, Bennet menyoroti kekhawatiran tentang inflasi dan memberikan pandangan mengenai pergerakan Bitcoin.

Dalam hal ini, Bennet membandingkan pentingnya PPI dengan CPI dijelaskan. Menurutnya, meskipun PPI tidak sepopuler CPI, namun tetap merupakan indikator penting untuk mengukur tekanan inflasi. 

“PPI mungkin tidak berdampak besar seperti CPI, namun pasar saat ini sedang berfokus pada inflasi. Jadi investor harus berhati-hati,” kata Bennet.

Selain itu, Bennet menekankan kerentanan Bitcoin di bawah kisaran harga tertentu. Ini menggambarkan risiko yang perlu diperhatikan oleh para investor kripto.

“BTC masih rentan di bawah angka US$ 52.000 – US$ 53.000,” pungkas Bennet.

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Iqbal Maulana

Penulis yang senang mengamati pergerakan dan pertumbuhan cryptocurrency. Memiliki pengalaman dalam beberapa kategori penulisan termasuk sosial, teknologi, dan finansial. Senang mempelajari hal baru dan bertemu dengan orang baru.