CryptoHarian

Kekacauan Makro Tak Berdampak Signifikan Pada Bitcoin (BTC), Kok Bisa?

Cryptoharian – Kekacauan makro yang terjadi akhir-akhir ini ternyata tidak berdampak signifikan pada aset Bitcoin (BTC).

Berdasarkan laporan riset dari firma aset digital Galaxy, dalam laporan terbaru berjudul “Bitcoin Data Shows Bullish Foundation” tercatat bahwa data on-chain menunjukkan optimisme di pasar Bitcoin. 

Laporan tersebut, menyoroti harga BTC yang mengalami lonjakan lebih dari 45% sejak penutupan Silicon Valley Bank (SVB) pada 10 Maret lalu. Para investor mengharapkan penutupan bank ini dapat mendongkrak koin tersebut mencapai level US$ 30.000. 

“Selain itu sentimen positif ini telah berkontribusi pada peningkatan korelasi BTC dengan emas, yang sering dipandang sebagai aset safe-haven. Hal ini menunjukkan bahwa BTC juga dilihat sebagai penyimpan nilai atau lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi,” tulis laporan tersebut.

Laporan Galaxy juga menunjukkan bahwa volatilitas BTC perlahan-lahan menurun dari waktu ke waktu. Pun demikian dengan persentase total pasokan BTC yang dimiliki dalam laba, yang juga meningkat menjadi 75% dan tertinggi sejak April 2022. Optimisme diprediksi juga telah kembali menaungi para investor setelah pasar membuat mereka babak belur tahun lalu. 

“Kenaikan Spent Output Profit Ratio (SOPR) di atas 1 untuk pertama kalinya. Ini menunjukkan para pedagang Bakal mencari entry poin di harga yang lebih rendah,” lanjut Galazy dalam laporan tersebut.

Di samping itu, laporan tersebut mencatat bahwa investor BTC secara agresif telah mengakumulasi koin, dengan sejumlah besar alamat melonjak dalam sebulan terakhir.

Terakhir, Galaxy mendapatkan fakta bahwa saldo BTC yang disimpan di bursa mata uang kripto telah turun ke level terendah sejak Maret 2018. 

“Hal tersebut merupakan tanda bullish, karena menunjukkan lebih sedikit aksi jual koin yang terjadi,” kata Galaxy.

Meskipun The Fed baru-baru ini menyatakan bahwa suku bunga naik lagi sebesar 25 basis poin, Bitcoin masih belum kehilangan kendali penuh atas harga. Penurunan pada aset BTC yang terjadi pasca rilis hasil FOMC terjadi hingga angka US$ 26.570.

Berita Bitcoin: Data: Investor Ritel Beli Bitcoin, Investor Institusi Jual Bitcoin

Namun, Bitcoin dengan cepat naik ke US$27.660 pada saat pers. 

Kendati demikian, analis dengan nama samaran Altcoin Sherpa di Twitter menyatakan bahwa penurunan Ini bahkan bukan penurunan besar-besaran.

Pasalnya, momen seperti inilah harusnya koreksi terjadi menjelang ‘pasar bull’ setelah beberapa bulan. Menurutnya, harga masih bisa turun namun dalam level yang bisa ditolerir. 

“Bahkan dalam skenario hyper bull seperti yang saya posting, kita melihat beberapa pergerakan besar 20 persen lebih dalam sehari. Ini benar-benar normal menurut standar kripto, dan jika anda tidak dapat bersabar, maka anda harus berhenti.  Pasar masih bullish dan baik-baik saja, bahkan jika kita turun ke US$ 25.000 itu bukan masalah besar,” pungkas Sherpa.

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Muhammad Syofri

Trader Forex dan Bitcoin yang sudah bergelut di bidang trading dari tahun 2013. Sering menulis artikel tentang blockchain, forex dan cryptocurrency.