CryptoHarian

Tiga Analis: Konsolidasi Bitcoin di Titik Support Munculkan Potensi Breakout

Cryptoharian – Aset kripto utama, Bitcoin (BTC) telah berkonsolidasi di sekitar level support-nya, dan analis memprediksi penembusan atau breakout signifikan bakal terjadi dalam waktu dekat.

Michael van de Poppe, seorang analis mata uang kripto terkenal menyatakan bahwa pola konsolidasi Bitcoin saat ini dapat menyebabkan kenaikan hingga US$ 28.500, diikuti oleh tes pada kisaran US$ 28.600 – US$ 29.000.

Pada saat pers, harga BTC diperdagangkan di US$ 28.300, setelah mengalami breakout di US$ 27.900.

“Jika Bitcoin berhasil keluar dari kisaran ini, maka bisa saja terjadi lonjakan harga yang signifikan,” ungkap Poppe di laman Twitternya, Senin (10/4/2023).

Dalam hal ini, Poppe juga mencatat bahwa jika Bitcoin berhasil breakout, maka kepercayaan dari para investor akan kembali besar pada pasar. Hal ini, tentunya akan mengakselerasi lebih banyak altcoin untuk ikut naik juga. 

“Artinya, para investor berpotensi melihat keuntungan tidak hanya dalam Bitcoin tetapi juga kripto lainnya juga,” ujarnya.

Di postingan lainnya, Poppe juga menyebutkan bahwa BTC masih memegang area support yang lebih rendah, kendati menurutnya masih pada jalur yang sesuai. Ia mengatakan bahwa banyak orang ingin membeli BTC di harga US$ 25.000, namun hal tersebut dinilai mustahil.

“Tidak ada divergensi bearish yang jelas pada kerangka waktu yang lebih tinggi.  Retest bakal terjadi kira-kira di level US$ 28.600 dan kemungkinan besar breakout ke US$ 30.000 lebih,” kata Poppe.

Sementara itu, firma analitik blockchain Santiment menjabarkan juga bahwa jumlah hodler Bitcoin hingga kini semakin meningkat.

Peningkatan daripada hodler ini menunjukkan bahwa para pedagang menjadi semakin puas akan kepemilikan kripto utama mereka yang tidak tergerak untuk jangka panjang. 

“Tren ini sebelumnya terlihat pada Januari hingga April 2021, ketika Bitcoin naik di atas US$ 64.000 untuk pertama kalinya,” tulis Santiment.

Berita Bitcoin: Bitcoin Keluarkan Sinyal Bull Menyusul Ketertarikan Bank Nasional Swiss dengan Aset Bitcoin

Selain itu, Santiment juga menjelaskan bahwa penurunan Bitcoin baru-baru ini di bawah US$ 28.000 adalah penyebab kekhawatiran. Platform ini menyoroti pergerakan token unik sebagai indikator utama untuk validasi bull run jangka menengah hingga panjang. Saat ini, firma tersebut menilai bahwa utilitas Bitcoin tampaknya menurun. 

“Terdapat 105.000 BTC bergerak per hari, yang mana jumlahnya 56 persen lebih rendah dari puncak satu tahun pada Juni 2022,” paparnya.

Kendati demikian, Rekt Capital yang juga merupakan analis kripto telah menyuarakan keprihatinan atas aksi harga Bitcoin saat ini. Dalam catatannya, masih belum pasti apakah Bitcoin membentuk pola double top, yang merupakan pola grafik bearish yang dapat mengindikasikan pembalikan. 

“Pola double top terjadi ketika harga kripto mencapai titik tinggi dua kali, diikuti oleh tren menurun,” pungkas Rekt Capital.

Baca Juga: Coffee Shop di Daerah Ini Ternyata Kedok Pencucian Uang Kartu Kredit Via Bitcoin

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Muhammad Syofri

Trader Forex dan Bitcoin yang sudah bergelut di bidang trading dari tahun 2013. Sering menulis artikel tentang blockchain, forex dan cryptocurrency.