CryptoHarian

Apakah Bull Run Bitcoin Bisa Terjadi Tanpa Adanya Bitcoin ETF Spot? Simak Selengkapnya!

Cryptoharian – Bitcoin (BTC) hampir mencapai level di atas US$ 35.000 pada hari Rabu pekan ini, namun kemudian mengalami koreksi di angka US$ 34.000. Lonjakan terbesar dalam pasar kripto terjadi pekan lalu setelah muncul rumor bahwa Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) bakal memberi lampu hijau untuk proposal BTC ETF spot BTC yang diajukan oleh BlackRock.

Sejak saat itu, pasar kripto telah berada dalam tren positif dengan altcoin yang juga ikut meramaikan pesta bullish tersebut. Tidak hanya Bitcoin, kripto utama lain yakni Ethereum juga mengalami kenaikan sebesar 16,7 persen dalam tujuh hari menjadi US$ 1,811. 

Di sisi lain, Solana (SOL), XRP, Dogecoin, Cardano, Chainlink, dan Polygon, juga mengalami kenaikan dan menjadi sejumlah altcoin dengan performa terbaik. Melansir dari coingape.com,  harga Bitcoin naik 20 persen dalam tujuh hari terakhir, 28 persen dalam 14 hari dan 30 persen dalam 30 hari menjadi US$ 34.313.

Sentimen positif dari BTC sendiri terus mengalami peningkatan terhadap persetujuan ETF spot pertama di Amerika Serikat tersebut. Para analis sepakat bahwa persetujuan ETF ini bisa mendorong harga Bitcoin mencapai US$ 4.,000 sebelum akhir tahun 2023. Meskipun tanda-tanda kebanyakan mengarah pada persetujuan ETF spot, keputusan masih berada di tangan SEC.

Sementara itu, para analis di JP Morgan yang dipimpin oleh Nikolaos Panigirtzoglou mengatakan dalam laporan pada hari Rabu (25/10/2023), bahwa SEC bisa menghadapi banyak gugatan jika menolak proposal ETF BTC.

“Penolakan apa pun bisa memicu gugatan terhadap SEC dan menciptakan masalah hukum lebih lanjut bagi lembaga ini,” tulis Panigirtzoglou.

Dalam pernyataan kepada The Block, Panigirtzoglou mengatakan bahwa meskipun keputusan penolakan sangat tidak mungkin, ada potensi kecil sekali untuk penolakan.

Dirinya percaya bahwa SEC mungkin tidak ingin terlibat dalam pertempuran hukum lain, apalagi beberapa gugatan, terutama setelah lembaga ini kalah dalam kasus terkait melawan Grayscale Investments yang mencoba mengubah produk Bitcoin Trust (GBTC) menjadi ETF spot.

Keputusan SEC untuk tidak mengajukan banding atas putusan yang menguntungkan Grayscale telah mendorong banyak orang untuk percaya bahwa saatnya untuk ETF Bitcoin spot di Amerika Serikat telah tiba.

JP Morgan dalam laporan lain pekan lalu mengatakan bahwa mereka memperkirakan persetujuan beberapa ETF BTC dalam beberapa bulan mendatang. Menurut bank investasi tersebut, para manajer dana sedang melakukan persiapan teknis dan mengubah laporan untuk mengatasi masalah terkait manipulasi pasar dan penggabungan dana pelanggan sebelum persetujuan.

Prediksi Harga Bitcoin: Lonjakan BTC Istirahat di US$ 34.000

Harga Bitcoin menguji kembali resistensi di US$ 34.000 untuk kedua kalinya pekan ini pada hari Rabu. Meskipun breakout gagal, penurunan menjadi lebih kecil, menunjukkan bahwa pembeli memiliki kendali. Salah satu analis terkenal di platform X bernama Altcoin Sherpa mengatakan bahwasanya sebelum benar-benar memasuki pasar, investor harus tahu terlebih dulu seperti apa awal lonjakan atau keruntuhan harga terjadi.

“Anda juga perlu menyadari seperti apa awal dari lonjakan kuat yang benar-benar terlihat,” ujarnya.

Dalam hal ini, Sherpa merujuk pada pergerakan besar, tanpa penarikan yang terlihat di banyak aset digital, termasuk LUNA dan AVAX.

Sementara itu, harga Bitcoin diperdagangkan di atas semua indikator pasar bullish pada grafik mingguan, termasuk 21-week Exponential Moving Average (EMA) (merah), 100-week EMA (biru), dan 200-week EMA (ungu).

Lonjakan berikutnya di atas US$ 34.000 bisa mendorong Bitcoin ke tantangan berikutnya, yakni US$ 38.000. Pergerakan di atas level ini akan berfungsi sebagai konfirmasi tren bullish, di mana FOMO bisa mengambil alih dan memicu lonjakan harga yang lebih besar menuju rekor tertinggi sekitar $70,000.

Namun, para trader harus menyadari bahwa Indeks Kekuatan Relatif (RSI) hampir mencapai zona jenuh beli, yang bisa menandakan adanya koreksi yang akan datang. Oleh karena itu, pullback ke zona netral bisa menjadi sinyal bagi mereka untuk mengunci keuntungan dan melakukan entri baru pada titik harga yang lebih rendah.

Di sisi lain, Resna Raniadi yang merupakan VP of Operations Upbit Indonesia mengatakan bahwa kuartal keempat tampaknya menjadi momen penting bagi aset kripto. Melansir dari suara.com, Resna menyatakan bahwa interaksi antara pola historis dan dinamika pasar dapat menciptakan situasi yang menarik di kuartal empat. 

“Para investor dan peminat aset digital yang menangkap sinyal-sinyal ini mungkin berada pada posisi yang tepat untuk memanfaatkan momen transformatif di pasar mata uang kripto,”  kata Resna.

Kendati pasarnya masih fluktuatif dan belum stabil, secara garis besar dirinya yakin volume akan terus mengalami peningkatan.

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Muhammad Syofri

Trader Forex dan Bitcoin yang sudah bergelut di bidang trading dari tahun 2013. Sering menulis artikel tentang blockchain, forex dan cryptocurrency.