CryptoHarian

Berita Bitcoin: Kenapa Harga BTC Terus Turun Minggu Ini?

Cryptoharian – Dalam seminggu terakhir ini, pasar kripto mengalami penurunan signifikan, meskipun data ekonomi yang dirilis memberikan indikasi positif untuk aset berisiko. Hal ini membuat analis asal Belanda bernama Michael van de Poppe tergelitik untuk merangkum peristiwa-peristiwa utama yang mempengaruhi harga Bitcoin dan altcoin.

Dalam penjelasannya melalui media sosial X, Poppe menjelaskan berbagai macam peristiwa yang kemungkinan menyebabkan guncangan di pasar kripto.

Hal pertama yang ia jelaskan adalah pada hari Rabu lalu, data Indeks Harga Konsumen (CPI) diumumkan. Hasilnya menunjukkan inflasi yang lebih rendah dari perkiraan. CPI Reguler tercatat pada angka 3,3 persen, sedikit di bawah ekspektasi sebesar 3,4 persen. Begitu pula, Core CPI Reguler berada di angka 3,4 persen, di bawah proyeksi 3,5 persen.

“Angka bulanan juga mencatat hasil positif, dengan perubahan 0,0 persen dibandingkan ekspektasi 0,1 persen dan 0,2 persen dibandingkan 0,3 persen. Data ini biasanya menguntungkan bagi aset berisiko seperti cryptocurrency, karena memberikan harapan adanya penurunan suku bunga oleh The Fed,” ungkap Poppe.

Kedua, yakni pada Kamis lalu data Indeks Harga Produsen (PPI) juga dirilis, yang menunjukkan inflasi produsen yang lebih rendah dari perkiraan. PPI Reguler tercatat 2,2 persen, di bawah ekspektasi 2,5 persen.

“Sementara Core PPI Y/Y berada di 2,3 persen, sedikit di bawah ekspektasi 2,4 persen. Data bulanan juga menguntungkan, dengan angka -0,2 persen dibandingkan 0,1 persen dan 0,0 persen dibandingkan 0,3 persen. Penurunan inflasi ini seharusnya menambah optimisme di pasar kripto, namun realitanya justru sebaliknya,” ujarnya.

Faktor ketiga yakni data sentimen konsumen yang menjadi indikator kesehatan ekonomi, dirilis lebih rendah dari perkiraan yaitu 65,6 dibandingkan ekspektasi 72,1.

Baca Juga: Arus Masuk ke ETF Bitcoin Capai US$ 2,5 Miliar, Kenapa Harga Tak Kunjung Naik?

“Meski umumnya ini dianggap sebagai sinyal kelemahan pasar, data ini juga mengindikasikan bahwa pasar mengharapkan penurunan suku bunga untuk merangsang ekonomi,” kata Poppe.

Selain itu, terlepas dari data inflasi yang positif, pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada Rabu malam cenderung hawkish. Powell mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga untuk tahun 2024, meski ada seruan untuk pelonggaran kebijakan moneter.

“Pandangan hati-hati Powell meredam optimisme pasar dan mempertahankan mode bearish,” paparnya.

Faktor selanjutnya, yakni hasil obligasi Treasury terus menurun, dengan hasil 2-tahun turun menjadi 4,694 persen dan hasil 10-tahun jatuh ke 4,211 persen. Kondisi ini biasanya menguntungkan bagi Bitcoin. Namun, kekuatan dolar justru menahan potensi kenaikan tersebut. Indeks dolar naik menjadi 105,75 poin, didorong oleh penurunan suku bunga di Eropa, membuat dolar lebih kuat dibandingkan Euro.

“Sementara mata uang kripto berjuang, emas tetap menunjukkan tren naik, berbeda dengan jalur yang diambil oleh Bitcoin,” tulis Poppe.

Terakhir, yakni ketidakpastian mengenai persetujuan ETF Ethereum juga berkontribusi pada ketidakstabilan pasar.

“Tidak adanya keputusan definitif membuat investor berhati-hati dan menunda pergerakan naik,” pungkas Poppe.

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Iqbal Maulana

Penulis yang senang mengamati pergerakan dan pertumbuhan cryptocurrency. Memiliki pengalaman dalam beberapa kategori penulisan termasuk sosial, teknologi, dan finansial. Senang mempelajari hal baru dan bertemu dengan orang baru.