CryptoHarian

Bitcoin Diprediksi Bakal Turun Lagi, Ini Kata Tiga Analis Terkait Target Harga

Cryptoharian – Aset kripto utama Bitcoin (BTC) pada Kamis (28/9/2023) pagi telah mencapai harga US$ 26.482. Sejumlah analis yakin bahwasanya saat ini merupakan konsolidasi harga sebelum Bitcoin meroket dalam beberapa bulan. Namun, ada analis berpandangan bearish yang menyatakan bahwa masih akan ada penurunan lanjutan untuk aset ini.

Salah satunya adalah analis aset kripto di platform X dengan nama samaran CryptoBullet, dimana ia mengklaim bahwa pattern BTC saat ini hampir mirip dengan Double Top tahun 2021-2022.

“Ini hanya versi mini Double Top di tahun 2021-2022,” ungkapnya.

Pandangan tersebut dibuktikan dengan grafik prediksinya, dimana ia memperlihatkan pergerakan saat ini hampir sama dengan pergerakan antara tahun 2021 dan 2022. Dalam prediksinya di tahun ini, BTC akan mengalami fakeout diatas US$ 27.500, yang dilanjutkan dengan penurunan hingga zona support di US$ 25.000.

“Support di US$ 25.000 pun akan jebol. Kabar soal ETF bahkan tidak akan menyelamatkan mereka yang terlanjur masukan banyak uang ke pasar,” ujarnya.

Langkah setback dari kripto ini juga datang dari seorang analis bernama Toni Ghinea, dimana ia mengklaim bahwa ketika Bitcoin terus berada di bawah angka US$ 27.000, kekhawatiran tentang manipulasi pasar dan ketiadaan permintaan yang kuat pada tingkat harga ini muncul ke permukaan.

Berita Bitcoin: Waspada Data Perekonomian dan BlockFi! Bitcoin Berpotensi Lanjut Koreksi

Ghinea menyatakan, bahwa saat ini pasar sedang pumping and dumping pada investor retail. Seperti diketahui, BTC telah berjuang untuk menembus level resistensi US$ 27.000.

“Bukankah sudah jelas, mereka sedang pumping dan dumping pada retail. BTC bahkan tidak bisa menembus resisten di US$ 27.000. Tidak ada permintaan akan pembelian di harga tinggi sekarang,” kata Ghinea. 

Ia pun menyarankan pada para followernya untuk berhati-hati dan mengumpulkan modal daripada terjerumus dalam “Fear of Missing Out” (FOMO). Selain itu, dirinya juga menegaskan untuk membeli aset ketika ketakutan dan ketidakpastian menguasai pasar seringkali menghasilkan posisi yang lebih menguntungkan. 

“Sebaliknya, ketika membeli selama periode euforia dan harga tinggi dapat berisiko dan menyebabkan kerugian,” paparnya.

Sementara itu, analis dengan pandangan bullish seperti Michael van de Poppe, menyatakan bahwa Bitcoin telah naik dan menjebol area krusial atas. Dari grafik yang ia bagikan, nampak peningkatan US$ 26.321 ke US$ 26.798. 

Baca Juga: Michael Saylor Kembali Klaim Bitcoin Adalah Masa Depan

“Ini dia, Bitcoin akhirnya naik menemubus area krusial bagian atas,” tambah Poppe.

Ia juga menempatkan area support pada US$ 25.625 – US$ 25.769, yang jika tersentuh akan menimbulkan rebound hingga melebihi US$ 27.000.

“Aku lebih suka melihat harga terkoreksi US$ 26.500. Jika benar terjadi, maka kita bisa menjumpai US$ 30.000 di bulan depan,” pungkas Poppe.

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Iqbal Maulana

Penulis yang senang mengamati pergerakan dan pertumbuhan cryptocurrency. Memiliki pengalaman dalam beberapa kategori penulisan termasuk sosial, teknologi, dan finansial. Senang mempelajari hal baru dan bertemu dengan orang baru.