CryptoHarian

Perbedaan Market Order dan Limit Order Saat Trading Crypto di Exchange Indodax, Binance, Tokocrypto

Trader dan investor crypto umumnya akan menggunakan exchange sebagai langkah pertama untuk membeli crypto dalam jangka panjang. 

Walau membeli hanya perlu menekan tombol buy atau beli, beberapa exchange memberikan pilihan untuk melakukan transaksi beli melalui market order atau limit order. 

Jika belum mengetahui apa perbedaan kedua jenis pembelian tersebut, artikel ini akan membantu menjelaskan agar investor atau trader bisa mendapatkan harga terbaik sesuai dengan strategi yang digunakan saat membeli. 

Perbedaan Market Order dan Limit Order

Market order atau transaksi pasar adalah pembelian atau penjualan dengan harga pasar atau harga kontan saat investor atau trader ingin melakukan transaksi. 

Umumnya pilihan pemesanan ini adalah untuk investor jangka panjang yang hanya ingin membeli tanpa melakukan analisis berlebihan dan rela membeli di harga apa pun. 

Sebaliknya, pilihan pemesanan ini juga cocok untuk investor yang ingin mencairkan dana tanpa melihat kondisi harga sehingga rela menjual dengan harga berapa saja. 

Sebaliknya, transaksi limit adalah transaksi untuk investor atau trader yang umumnya melakukan analisis sehingga ingin membeli atau menjual dengan harga tertentu. 

Dalam sebuah exchange atau aplikasi perdagangan crypto, fitur ini sudah mulai tersedia, sehingga investor atau trader bisa membeli atau menjual di harga tertentu secara otomatis tanpa perlu menunggu aset mencapai harga tersebut dan menekan tombol beli atau jual di waktu yang tepat. 

Beberapa exchange yang sudah menyediakan fitur ini adalah Tokocrypto, Pintu, dan Indodax, sehingga mempermudah para penggunanya untuk transaksi tanpa perlu selalu melihat pergerakan harga. 

Cara kerjanya adalah limit order akan mengeksekusi transaksi secara otomatis dalam harga yang sudah diputuskan oleh trader atau investor. 

Tapi, perlu diketahui bahwa transaksi tidak akan selalu tereksekusi karena untuk tereksekusi, aset yang ditransaksikan harus mencapai harga yang dipilih oleh investor atau trader serta likuiditas harus selalu terjaga di harga tersebut. 

Contohnya, saat harga Bitcoin berada di Rp700 Juta, seorang trader ingin membeli di harga Rp650 Juta. Untuk transaksi tersebut terjadi, harga harus turun ke harga tersebut, jadi jika harga hanya turun ke harga Rp660 Juta, maka transaksi tersebut tidak bisa tereksekusi. 

Ditambah lagi, apa bila harga turun ke Rp650 Juta, tapi tidak ada yang mau menjual di harga tersebut serta exchange tidak bisa memberikan likuiditas untuk trader membeli di harga tersebut, maka transaksi tidak akan tereksekusi.

Dengan mekanisme ini sangat jelas mengapa tidak cocok untuk investor yang hanya ingin membeli, terutama jika memiliki jadwal khusus, karena jika menggunakan limit order dan harganya tidak tercapai, maka jadwal rutinitas pembeliannya bisa jadi berantakan. 

Perlu diketahui juga bahwa limit order memiliki dua jenis yaitu limit dan stop order yang merupakan dua transaksi berbeda di exchange crypto. 

Strategi Limit Order 

Saat ingin menggunakan stop order, umumnya trader atau investor telah menganalisis grafik secara teknikal dan memiliki ekspektasi bahwa harga akan melakukan pergerekan breakout atau keluar dari sebuah daerah harga. 

Namun untuk limit order, umumnya trader atau investor telah menganalisis grafik secara teknikal dan memiliki ekspektasi bahwa harga akan melakukan pergerekan retest atau memantul dari sebuah daerah harga. 

Contohnya, jika terjadi sebuah zona pergerakan turun pada Bitcoin dengan batas atas pada Rp800 Juta, dan harga bergerak naik ke daerah Rp810 Juta, pergerakan tersebut akan disebut breakout dari Rp800 Juta, karena melewati batas atas. 

Tapi saat harga turun dari Rp810 Juta untuk menyentuh Rp800 Juta dan kemudian bergerak naik kembali ke Rp900 Juta, maka pergerakan tersebut adalah pergerakan retest di daerah Rp800 Juta. 

Types of Forex Orders - BabyPips.comSumber gambar: https://www.babypips.com/learn/forex/types-of-orders

Jadi saat trader atau investor memiliki ekspektasi bahwa harga akan keluar dari suatu zona pergerakan, jenis transaksi yang bisa digunakan adalah transaksi stop, namun jika ingin menunggu pengujian kembali suatu zona setelah keluar atau retest, yang umumnya digunakan untuk konfirmasi, maka jenis transaksi yang bisa digunakan adalah transaksi limit. 

Transaksi ini bisa digunakan untuk membeli dan menjual dimana keduanya bisa digunakan di pasar spot untuk membeli namun kemudian memotong kerugian atau mengambil keuntungan. 

Transaksi sell stop umumnya digunakan untuk memotong kerugian di pasar spot, sedangkan sell limit digunakan untuk mengambil keuntungan. 

Sedangkan transaksi buy stop atau buy limit umumnya digunakan untuk pembelian bergantung pada preferensi yaitu menunggu breakout atau retest. 

Pada exchange di Indonesia, mayoritas transaksi stop bisa menggunakan dua harga karena menggabungkan transaksi limit dan stop dengan fitur stop limit, untuk memastikan ada dua harga yang bisa digunakan sehingga transaksi tereksekusi. 

Tapi secara menyeluruh, kebutuhan penggunaan fitur tersebut harus disesuaikan dengan transaksi masing-masing, sehingga harus mengikuti strategi yang sudah benar dipahami oleh investor dan trader. 

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Muhammad Syofri

Trader Forex dan Bitcoin yang sudah bergelut di bidang trading dari tahun 2013. Sering menulis artikel tentang blockchain, forex dan cryptocurrency.