CryptoHarian

The Fed Blunder Soal Kenaikan Suku Bunga Pasca Kolapsnya Tiga Bank Besar Amerika

Cryptoharian – Setelah langkah menaikkan suku bunga yang ambil oleh The Fed dengan dalih melawan inflasi, kini lembaga tersebut harus dihadapkan pada situasi sulit dengan terguncangnya dunia perbankan di Amerika Serikat.

Tiga bank terkenal, yakni Silvergate, Silicon Valley (SVB) dan Signature terpaksa berhenti beroperasi dalam seminggu terakhir ini. Hal ini, lantaran suku bunga The Fed meningkat melalui sektor teknologi dan pasar kripto.

Ditambah dengan intervensi besar-besaran dari regulator bersama dengan Departemen Keuangan, Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC), The Fed mengatakan bahwa depositor di 3 bank tersebut akan dibayar kembali secara penuh. 

Melansir dari NY Times, The Fed mengumumkan program pinjaman darurat untuk membantu menyalurkan uang tunai ke bank-bank yang menghadapi kerugian besar pada kepemilikan mereka karena perubahan suku bunga. 

Runtuhnya Silicon Valley Bank ini merupakan kegagalan bank AS terbesar sejak krisis keuangan 2008, yang disebabkan oleh pelarian di bank atau bank run. Kejatuhan dari bank ini sejatinya dapat mengguncang industri start-up yang berada di ujung tanduk. 

The Federal sendiri mengklaim bahwa inflasi dapat dijinakkan setelah menaikkan suku bunga untuk melawan inflasi. Namun pada nyatanya, lembaga tersebut membuat langkah besar bisa lebih rumit setelah ledakan Silicon Valley Bank.

Setelah pidato ketua The Fed, Jerome Powell pada minggu lalu yang mengatakan bahwa suku bunga melambat, investor menandai perkiraan 2023 mereka bahwa suku bunga akan naik di atas 6 persen tahun ini.

Tetapi setelah akhir pekan yang liar di bidang keuangan baru-baru ini, masih banyak yang mengharapkan The Fed memangkas suku bunga menjadi di atas 4,25 persen pada akhir tahun.

Ekonom J.P. Morgan

Sementara itu, Ekonom di J.P. Morgan mengatakan serangkaian kasus keruntuhan bank ini dapat menjadi lokomotif untuk langkah seperempat poin yang lebih kecil bulan ini.

“Saya tidak percaya diri soal itu. Kami hanya akan melihat apakah backstop ini sudah cukup untuk memadamkan kekhawatiran. Jika berhasil, saya pikir The Fed ingin melanjutkan jalan menuju pengetatan kebijakan,” ungkap Michael Feroli, kepala ekonom AS di J.P. Morgan. 

Mantan direktur divisi urusan moneter The Fed, William English mengatakan bahwa The Fed mungkin akan menunggu beberapa saat untuk melihat bagaimana hasil putusannya.

Dia menjelaskan, getaran dalam sistem perbankan dapat menakuti pemberi pinjaman, konsumen, dan bisnis. Tentunya hal tersebut dapat memperlambat ekonomi, yang artinya The Fed harus menurunkan suku bunga untuk mendinginkan ekonomi.

“Jika itu saya, saya akan cenderung untuk berhenti sejenak,” kata English.

Malam ini, The Fed akan merilis informasi baru tentang inflasi. Para analis dari Bloomberg memperkirakan harga akan naik sedikit sekitar 0,4 persen dari Januari setelah harga makanan dan bahan bakar, telah menurun.

Langkah itu dinilai cukup cepat untuk menunjukkan bahwa tekanan inflasi masih luar biasa keras kepala, dan perdebatan akan terjadi setelah itu. 

Faktor yang menyebabkan CPI ini menjadi tantangan besar bagi The Fed, lantaran bank sentral bertugas mendorong inflasi yang stabil.

Itulah dasar The Fed menaikkan suku bunga, yakni untuk memperlambat pengeluaran dan ekspansi bisnis, dengan harapan untuk mengendalikan pertumbuhan dan kenaikan harga yang dingin.

Namun di sisi lain bank sentral juga bertugas menjaga stabilitas sistem keuangan. Suku bunga yang lebih tinggi berisiko mengungkapkan kelemahan dalam sistem keuangan.

Seperti yang digambarkan oleh ledakan Silicon Valley Bank pada hari Jumat dan risiko yang menjulang tinggi untuk sektor perbankan lainnya. Itu berarti The Fed sebenarnya blunder dari keputusannya sendiri. 

Subadra Rajappa, kepala strategi suku bunga AS di Société Générale, mengatakan pada Minggu sore bahwa situasi perbankan yang sedang berlangsung akan menjadi peringatan terhadap kenaikan suku bunga dengan cepat dan drastis.

Menurutnya, ketidakstabilan di perbankan akan membuat tugas Fed lebih rumit dan memaksa lembaga tersebut untuk menyeimbangkan kedua pekerjaan tersebut.

“Di satu sisi, mereka harus menaikkan suku bunga karena itulah satu-satunya alat yang mereka miliki untuk mengendalikan inflasi. Di sisi lain, hal tersebut akan mengekspos kelemahan sistem,” pungkas Rajappa. 

Baca Juga: Bantuan Dari Paman Sam Angkat Harga Bitcoin Hingga Lebihi US$ 24.000

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Iqbal Maulana

Penulis yang senang mengamati pergerakan dan pertumbuhan cryptocurrency. Memiliki pengalaman dalam beberapa kategori penulisan termasuk sosial, teknologi, dan finansial. Senang mempelajari hal baru dan bertemu dengan orang baru.