CryptoHarian

Apakah Smart Contract itu?

Apakah Smart Contract itu?

Smart Contract juga dikenal dengan crypto contract. Kalau di artikan ke Bahasa Indonesia, smart contract adalah kontrak pintar. Smart contract adalah program komputer yang secara langsung mengontrol transfer mata uang digital atau aset antar pihak dalam kondisi tertentu.

Smart contract tidak hanya memberitahukan aturan dan hukuman yang terkait dengan perjanjian yang sudah disetujui, tetapi juga dapat secara otomatis menegakkan kewajiban tersebut. Kontrak tersebut akan disimpan di dalam teknologi Blockchain.

Siapa yang menciptakan Smart Contract?

Kata-kata “smart contract” diciptakan oleh Nick Szabo dan tujuan dari smart contract adalah untuk membuat sebuah kontrak yang layaknya digunakan oleh pengacara di dunia internet.

Pada tahun 1998, Nick Szabo merancang mekanisme untuk mata uang digital yang terdesentralisasi yang disebut dengan “Bit-Gold.” Walaupun coin ini tidak pernah terjadi, dia bisa dibilang sebagai pelopor Bitcoin. Banyak orang berkata bahwa Szabo adalah Nakamoto Satoshi, ayah dari Bitcoin, tetapi tidak ada nukti kuat tentang pernyataan ini.

Banyak platform sekarang memungkinkan penggunaan kontrak cerdas, termasuk Ethereum, Bitcoin dan Nxt. Saat ini , dengan semakin banyak orang menggunakan Bitcoin dan teknologi Blockchain, smart contract semakin populer. Hampir semua cryptocurrency memiliki smart contract untuk mengurangi penipuan.

Baca Juga: 6 Rumor Tentang Satoshi Nakamoto Yang Tidak Kamu Ketahui

Bagaimana smart contract bekerja?

Blockchain sangat ideal untuk menyimpan smart contract karena keamanan dan ketetapan technologi. Data smart contract dienkripsi pada buku besar bersama, sehingga informasi yang disimpan dalam blok tidak mungkin hilang atau di rekayasa oleh sebelah pihak.

Keuntungan lain dari teknologi blockchain yang dimasukkan ke dalam smart contract adalah fleksibilitas. Pengembang dapat menyimpan hampir semua jenis data di dalam blockchain, dan mereka memiliki berbagai opsi transaksi yang dapat dipilih selama penerapan smart contract.

Smart contract berbasis blockchain membantu bisnis menjadi lebih efisien, hemat biaya dan aman.

Baca Juga: Apa Itu Airdrop dan Cara Mengikuti Airdrop Cryptocurrency

Sebagai contoh: Amin menyewa rumah dengan Betty. Amin membayar Betty dengan uang crypto dan kwitansi tersebut akan tersimpan di blockchain, Amin akan mendapatkan kode elektronik khusus untuk memasuki rumah tersebut. Apabila tahun depan Amin tidak membayar Betty pada hari yang sudah ditentukan, kode khusus ini akan berubah dan Amin tidak bisa lagi tinggal di rumah tersebut sampai Amin membayar.

Anda mungkin bingung kenapa urusan menyewa rumah begitu ribet, tetapi di luar negeri, apabila anda ingin menyewa rumah, anda harus melewati orang tengah seperti Century 21 atau Era Indonesia. Karena menggunakan middle-man, lantas ada biaya transaksi, waktu pun akan banyak terbuang.

Dengan menggunakan smart contract, biaya transaksi, admin dan waktu akan dihapus karena ini melewati internet. Kontrak ini pun tetap legal di mata hukum.

Tidak hanya di properti, smart contract bisa dilakukan dimana saja dan untuk apa saja seperti di kepolisian, perusahaan, pemerintahaan sampai perbankan. Waktu adalah uang dan menggunakan smart contract akan menghemat banyak waktu.

Keuntungan menggunakan smart contract

  1. Penghematan biaya: Smart contract tidak memerlukan biaya operasional dan menghemat sumber daya manusia, termasuk karyawan yang diperlukan untuk memantau pekerjaan mereka.
  2. Otonomi: Smart contract berjalan pada proses otomatis dan, dalam banyak hal, dapat menghilangkan keterlibatan manusia, meningkatkan kecepatan transaksi bisnis yang ditetapkan dalam kontrak.
  3. Kepercayaan: Data yang dimasukkan dalam blockchain tidak dapt diubah atau dihapus. Jika satu pihak tidak menyelesaikan kewajibannya, yang lainnya dilindungi oleh ketentuan yang tercatat dalam smart contract tersebut. Transaksi otomatis juga menghilangkan potensi kesalahan manusia (human error) dan memastikan akurasi ketika mengeksekusi kontrak.

Kerugian menggunakan smart contract:

  1. Human-error: Walaupun menggunakan smart contract akan mengurangi human error ketika eksekusi, tetapi manusia menulis kode dari smart contract. Contoh yang baik adalah The DAO, pengembang melakukan kesalahan ketika menulis kode dan hacker mengeksploitasi kesalahan dan mencuri sekitar $60 juta.
  2. Status hukum tidak jelas: Saat ini, tidak ada pemerintah yang mengatur smart contract. Akibatnya, ada potensi masalah jika lembaga pemerintah memutuskan untuk membuat kerangka kerja legislatif untuk smart contract.
  3. Biaya implementasi: Smart contract tidak dapat dibuat tanpa ada programmer. Sangat penting untuk seorang programmer yang mengerti sedikit hukum yang berpengalaman saat membuat smart contract.

Baca Juga: Apa Yang Anda Perlu Tahu Sebelum Membeli Cryptocurrency

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Septiady

Penggemar Cryptocurrency dan Mengembangkan Bisnis di Internet dan Percaya Bahwa Informasi Harus Disebarluaskan Secara Transparan. Tidur, Makan dan Tulis

Add comment