CryptoHarian

Cerita Trader di Surabaya yang Kerap Kali Dibully Karena Pilih Kripto Sebagai Investasi

Cryptoharian – Naik turunnya harga di pasar kripto, sejatinya selaras dengan lika-liku kehidupan tiap investor. Manusia seringkali dihadapkan pada situasi yang sulit, seperti kesedihan dan duka agar menjadi pribadi yang lebih tangguh.

Guncangan hidup pernah terjadi pada beberapa pemilik aset kripto di Surabaya, yang mana mereka mendapatkan banyak negatifitas mulai dari cacian, hinaan dan bahkan ancaman dari orang disekeliling mereka, karena mereka memilih aset kripto.

Kami menemui salah satu pemegang dari Bitcoin (BTC) yang biasa dipanggil Rea. Dia menceritakan bahwa dirinya pernah mendapatkan cemooh dari rekan-rekan kerjanya, lantaran dianggap berjudi. Kawannya mengaggap aset kripto bukanlah suatu barang nyata dan memiliki fluaktuasi yang sangat tinggi. 

“Itu waktu saya pertama kali beli Bitcoin di tahun 2016 di harga US$ 800 dollar. Mereka bilang Bitcoin itu Las Vegas berjalan, dan saya dianggap salah satu penjudi. Saat itu saya sempat kesal, tapi diam saja karena kalau saya timpali pun bakal panjang urusannya,” ungkap Rea. 

Tidak hanya itu, bahkan salah satu atasan di tempatnya bekerja mengatakan kalau Bitcoin adalah aset ponzi yang hanya menghilangkan uang investornya. Hal yang semakin membuatnya tak nyaman, adalah saat dirinya mendapat julukan ‘gambler” di kantornya. 

“Akhirnya saya keluar dari pekerjaan saya itu tahun 2018 pertengahan. Saya resign dan dapat kerja baru yang lebih baik secara lingkungan meskipun gajinya ga segede sebelumnya,” ujarnya. 

Namun, keadaan pun berubah saat memasuki tahun 2021 tepatnya pada bulan November ketika BTC mencapai All Time High (ATH). Kolega yang dulu mencemoohnya, tiba-tiba menghubungi Rea. 

“Ada 4 orang yang telpon saya, termasuk atasan saya yang bilang ponzi itu. Sok akrab sama saya, basa basi. Ujung-ujungnya, mereka ngajakin diner dengan alasan saya pasti banyak duit karena BTC lagi mahal. Kayak beneran gak tau malu gitu. Langsung saya tolak dengan berbagai alasan. Padahal alasan saya sebenarnya itu soalnya saya masih sakit hati, dan mending saya traktir temen kerja yang sekarang karena mereka lebih menghargai,” kata Rea. 

Hal serupa juga terjadi pada seorang trader kripto bernama Rendi (bukan nama asli). Akan tetapi, yang dialami Rendi ini bukanlah cemooh atau hinaan, namun ancaman dari orang tuanya, yang notabene bekerja di salah satu bank swasta. 

“Orang tua saya itu sangat anti sama kripto, karena menurut mereka itu alat perdagangan ilegal yang gak diakui sama negara. Waktu itu tahun 2019, dan saya udah masuk semester terakhir kuliah. Saya diancam kalau gak withdraw pada waktu itu, mereka gak mau bayar biaya kuliah saya,” kata Rendi. 

Pada tahun 2020 dirinya dinyatakan lulus dan wisuda, Rendi bekerja di salah satu perusahaan startup di Surabaya. Setelah setahun bekerja, dirinya memutuskan untuk hidup mandiri dan mengambil kos. Pada saat hidup di kos, Rendi pun kembali berinvestasi di kripto. 

“Karena saya sudah ga sama orang tua lagi, saya akhirnya bisa ke kripto lagi. Dari 2020 itu, saya cuan puluhan juta. Saya cairin buat beberapa altcoin lagi. Untungnya sih, saya withdraw pas Januari 2022, karena saya butuh beberapa dana buat hidup saya di kos. Jadi saya keluar sebelum crypto winter,” paparnya. 

Kendati demikian, ia mengaku belum siap untuk memberitahukan pada orang tuanya jika ia kembali berinvestasi di aset kripto. Pasalnya, dia masih takut akan konfrontasi dari orang tuanya, meskipun saat ini dirinya sudah mandiri. 

Gamblingnya, antara dimarahi sama mereka memaklumi. Seenggaknya saya perlu menunjukkan hasil saya hidup mandiri dulu saja. Kalau sekiranya saya udah bisa mencukupi kebutuhan saya sendiri dengan maksimal, baru saya menghadap ke mereka,” pungkas Rendi. 

Berita Bitcoin: Probabilitas Arah Bitcoin Setelah Penurunan ke US$24.200

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Iqbal Maulana

Penulis yang senang mengamati pergerakan dan pertumbuhan cryptocurrency. Memiliki pengalaman dalam beberapa kategori penulisan termasuk sosial, teknologi, dan finansial. Senang mempelajari hal baru dan bertemu dengan orang baru.